Berkah Pandemi, Desa Wonoagung Mengembangkan Agrowisata Petik Jeruk



Kisah sukses Desa Wonoagung bangkit saat Pandemi. - Mentas dari pandemi Covid-19, Desa Wonoagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang ketiban rezeki baru.

Rezeki Desa Wonoagung berasal dari objek agrowisata petik jeruk yang ada di Bukit Ganjaran. Agrowisata yang dikelola oleh badan usaha milik desa (Bumdes) Asha Wiyakta ini mulai menghasilkan di tahun 2022.

Ketika Indonesia menghadapi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Bumdes Asha Wiyakta tengah membesarkan pohon-pohon jeruk yang diperkirakan berbuah dalam tempo 3 tahun, hampir sejalan dengan panjangnya PPKM. Pohon-pohon jeruk yang ditanam tahun 2019 masih belum menghasilkan hingga tahun 2021.


“Tahun 2023 baru dibuka untuk hari libur aja, Sabtu sama Minggu. Karena satu sisi, kami menunggu kematangan buah jeruk. Jadi dalam satu minggu sudah dipetik, kami menunggu satu minggu lagi agar lebih matang,” kata Suwandi, Direktur Bumdes Asha Wiyakta, Selasa (4/7).

Suwandi mengatakan, agrowisata baru dibuka tahun ini karena panen yang sudah mulai meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Panen raya kebun jeruk Wonoagung berlangsung pada Mei lalu.

Dalam satu akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 100 orang per hari. Warga yang berwisata di agrowisata petik jeruk ini bahkan tidak dipungut biaya masuk, hanya ongkos parkir kendaraan sebesar Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil.

“Minimal pengunjung membawa 2 kg, per kilo Rp 15.000. Jadi di sini bisa petik sendiri makan sepuasnya, bawa pulang Rp 15.000 per kilogram,” kata Suwandi.

Tahun ini, Asha Wiyakta menargetkan produksi jeruk bisa mencapai 5 ton. Sekitar 1.200 pohon jeruk di area 1,5 hektare menghasilkan kurang lebih 1 ton jeruk pada tahun lalu. Artinya target tahun ini naik lima kali lipat jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Dengan target produksi tersebut, Bumdes Asha Wiyakta membidik omzet Rp 40 juta. Bahkan, Suwandi berharap bisa mencapai target Rp 80 juta pada tahun depan, dua kali dari target tahun ini.

Artinya, Bumdes ini bisa mencapai omzet lebih dari modal awal sebesar Rp 70 juta yang berasal dari dana desa di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar