Desa Wonoagung Genjot Pendapatan Desa dari Pariwisata Hingga Pertanian



KONTAN.CO.ID - MALANG. Setiap desa tentu berharap bisa tumbuh menjadi desa mandiri, termasuk Desa Wonoagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Untuk mencapai hal ini, Kepala Desa Wonoagung Edy Istiyono menyebut hal yang bisa dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

Edy menerangkan, peningkatan PADes ini akan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan pula. Ini pun agar desanya tak bergantung pada dana desa dan alokasi dana desa setiap tahun.

Adapun, untuk mendorong peningkatan dana desa ini, Edy menyebut pihaknya akan fokus pada potensi yang ada di Desa Wonoagung mulai dari sektor pertanian, peternakan dan pariwisata.


“Masing-masing desa itu potensinya berbeda-beda. Untuk Wonoagung ini, potensinya ada di pertanian, menanam apa pun bisa tumbuh. Peternakannya juga bagus, baik kambing, domba atau sapi. Kalau memang potensinya Desa Wonoagung di situ, kenapa kita tidak mengembangkan itu untuk PADesnya,” tutur Edy, Rabu (5/7).

Baca Juga: Kontan Menggelar KKN di Desa Wonoagung

Saat ini, Desa Wonoagung sudah memiliki objek agrowisata petik jeruk di Bukit Ganjaran yang dikelola oleh badan usaha milik desa (Bumdes) Asha Wiyakta. Ke depannya, desa ini akan terus mengembangkan berbagai hal yang berkaitan dengan wisata maupun pertanian dan peternakan.

Edy menyebut, tahun ini pihaknya merencanakan menyelesaikan pembangunan kolam renang yang ada di kawasan agrowisata. Bila kolam renang ini sudah rampung, agrowisata Wonoagung ini pun akan mulai mengenakan tiket masuk bagi pengunjungnya.

Bukan hanya itu, Wonoagung pun berencana membuat kandang domba di tanah kas yang dimiliki desa. Tak berhenti sampai di situ, Desa Wonoagung juga berencana mengadakan wisata edukasi tanaman hingga membangun penginapan di lokasi agrowisata ini.

Namun, berbagai rencana ini tak bisa direalisasikan secara instan. Pasalnya, untuk wisata edukasi tanaman bisa berjalan, tanaman-tanaman yang baru ditanami, seperti durian, manggis, petai dan lainnya membutuhkan waktu sekitar 4-5 tahun untuk bisa tumbuh besar hingga berbuah. Pembangunan penginapan pun membutuhkan anggaran dan waktu yang lama untuk bisa direalisasikan.

Edy pun belum bisa memastikan berapa besar PADes yang bisa didapatkan dari berbagai upaya yang dilakukan mengingat semua rencana ini belum berjalan. “Kalau harapannya, mungkin di 2-3 tahun ke depan itu baru kelihatan. Paling tidak, minimal Rp 100 juta dari situ,” tutur Edy.

Target PADes tersebut naik signifikan mengingat saat ini Desa Wonoagung baru mencatat PADes sebesar Rp 11 juta. Pendapatan tersebut berasal dari sewa lahan yang dimiliki. Tahun ini, anggaran Dana Desa dan Alokasi Dana Desa yang diterima Desa Wonoagung masing-masing sekitar Rp 998,24 juta dan Rp 801,12 juta.

Baca Juga: Berkah Pandemi, Desa Wonoagung Mengembangkan Agrowisata Petik Jeruk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat