Dukung Wisata Hijau dan KTT G20, Blue Bird (BIRD) Siapkan Kendaraan Listrik di Bali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) siap mengoperasikan 125 unit taksi listrik hingga akhir 2022. Agenda ini merupakan visi Blue Bird dalam mengurangi 50% emisi karbon dan buangan operasional hingga tahun 2030.

Memang, tingkat pencemaran udara akibat kendaraan bermotor cukup mencemaskan. Atas dasar itulah, berbagai negara termasuk Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon lewat implementasi kendaraan ramah lingkungan berbasis listrik.

Baca Juga: Pengembangan Wisata Hijau di Indonesia: Konsep, Kriteria dan Pedomannya

Blue Bird berencana menambah sekitar 50-75 unit mobil listrik pada tahun ini. Rencana tersebut bakal menambah pengoperasian mobil listrik BIRD yang sebanyak 50 unit pada tahun lalu. Alhasil, hingga akhir tahun 2022, Blue Bird bakal mengoperasikan sekitar 100 unit-125 unit mobil listrik.

Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah memiliki 60 unit kendaraan listrik, baik untuk keperluan taksi maupun rental.

Blue Bird akan menghadirkan merek BYD T3 yang memiliki konfigurasi tujuh seaters untuk melengkapi jajaran kendaraan E-Bluebird.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Batasi Jumlah Pengunjung Taman Nasional Komodo

Pria yang akrab disapa Andre ini menyebutkan, jumlah kendaraan listrik Bluebird sebetulnya masih sedikit untuk mendukung komitmen menekan emisi gas buangan di tahun 2030. Pasalnya, manajemen BIRD masih memantau adaptasi masyarakat pasca pandemi Covid-19.

"Jumlahnya sedikit karena masih pandemi, PPKM dan sebagainya. Kami masih memantau adaptasi menuju new normal akan seperti apa," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (4/7).

Meski demikian, guna menuju visi berkelanjutan di tahun 2030 mendatang, Blue Bird berkomitmen akan terus menambah jumlah kendaraan listrik. Blue Bird berekspektasi bahwa harga kendaraan listrik juga akan semakin affordable, sehingga dapat memuluskan rencana mereka untuk dapat mengadopsi 10% unit kendraan listrik dari total keseluruhan kendaraan operasional BIRD di tahun 2030 mendatang.

Baca Juga: Dorong Kunjungan Turis, ITDC Bangun Stage Pementasan Seni di Pulau Peninsula Bali

Andre mengungkapkan, Blue Bird akan menghabiskan sebagian dana belanja modal atau capital expenditure (capex) dari sekitar Rp 1,2 triliun pada tahun ini untuk menambah kendaraan listrik. Sejauh ini, secara keseluruhan dana capex Blue Bird baru terserap sekitar 20%.

Pada tahap awal, kendaraan listrik Blue Bird akan hadir di wilayah Jakarta dan Bali yang merupakan destinasi wisata unggulan Indonesia. Alasannya, kedua lokasi tersebut strategis dan menjadi basis kendaraan listrik yang telah memiliki banyak ekosistem pendukung kendaraan listrik seperti Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Manajemen BIRD berharap dapat berkontribusi mengurangi emisi karbon di wilayah Jakarta. "Di samping itu, pelaksanaan KTT G20 di Bali menjadi momentum untuk menunjukkan komitmen kami terhadap pengurangan emisi karbon," jelas Andre.

Baca Juga: Sandiaga Uno Tekankan Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata

Realisasi kinerja keuangan Blue Bird di kuartal I-2022 terbilang positif. Selama tiga bulan pertama tahun ini, Blue Bird membukukan pendapatan senilai Rp 673,98 miliar, atau naik 40,40% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu.

Bahkan Blue Bird berhasil membalikkan posisi rugi bersih menjadi laba bersih pada periode Januari-Maret 2022 senilai Rp 47,14 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, Blue Bird masih menanggung rugi Rp 28,25 miliar.

Hingga saat ini, Blue Bird terus menunjukkan kinerja positif dan tetap optimistis dapat mengatasi dampak gelombang ketiga pandemi Covid-19 terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro