Fokus Perbaiki Kualitas Pembiayaan, NPF BRIS Turun 1,59%



KONTAN.CO.ID - Jakarta BRIsyariah menunjukkan pertumbuhan bisnis yang positif sepanjang tahun 2019. Pertumbuhan pembiayaan tercatat sebesar 25,29% secara YoY. Pertumbuhan pembiayaan diikuti oleh perbaikan kualitas pembiayaan. Dari 4,97% di Desember 2018, BRIsyariah mencatatkan perbaikan NPF di angka 3,38% pada Desember 2019, atau turun sebesar 1,59%.

Perbaikan kualitas pembiayaan tak lepas dari strategi yang dilakukan oleh manajemen.  “Manajemen baru BRIsyariah fokus dan serius untuk memperbaiki kualitas pembiayaan. Hasilnya kualitas pembiayaan mengalami perbaikan seiring dengan dilakukannya berbagai langkah dan upaya terkait, baik yang bersifat preventif melalui monitoring pembiayaan yang efektif dan proses underwriting yang lebih prudent hingga pengelolaan pembiayaan bermasalah yang tepat termasuk percepatan dalam mencapai recovery,” ujar Mulyatno Rachmanto selaku Sekretaris Perusahaan BRIsyariah.

Dengan adanya perbaikan kualitas pembiayaan, BRIsyariah optimistis di tahun 2020 bisnisnya akan tetap tumbuh positif. “Kami masih menawarkan pembiayaan ritel konsumer yang memiliki profil risiko rendah, salah satunya employee benefit program (EmBP). Kami menawarkan EmBP pada institusi yang bekerjasama bersama BRIsyariah untuk penyaluran payrollnya.”


“Kami juga memandang pembiaayan kepemilikan hunian akan tumbuh positif di tahun 2020, karena pangsa pasarnya masih terbuka,” lanjut Mulyatno.

Jumlah pembiayaan BRIsyariah meningkat menjadi Rp27,38 triliun, atau tumbuh 25,29% dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp21,86 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan di hampir semua segmen operasi BRIsyariah. Bisnis Ritel dan Kemitraan BRIsyariah yang melayani pembiayaan produktif kepada UKM dengan sasaran utama pelaku usaha kecil menengah yang memiliki potensi untuk berkembang dan memiliki kredibilitas yang baik tumbuh sebesar 37,4% YoY.

Sementara sisi dana pihak ketiga (DPK) BRIsyariah tercatat sebesar Rp34,12 triliun pada tahun 2019, atau meningkat sebesar 18,23% dari tahun 2018 yang sebesar Rp28,86 triliun. Peningkatan DPK sejalan dengan fokus perusahaan untuk peningkatan dana murah (CASA) melalui tabungan dan giro yang meningkat dari 34,07% menjadi 44,21%.

Editor: Ridwal Prima Gozal