Menuju Industri Hijau, Pengembangan Aspal Plastik Jadi Tren di Sejumlah Perusahaan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perhatian dunia saat ini tengah tertuju pada energi dan lingkungan. Kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan menjadi keprihatinan yang harus dicarikan solusinya.

Terkait lingkungan terdapat dua megatrend global yakni perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya. Merespons kelangkaan sumber daya, sejumlah industri mengembangkan ekonomi sirkular salah satunya mengembangkan aspal campuran sampah plastik.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk merupakan salah satu perusahaan yang sudah menerapkan campuran sampah plastik kresek dengan aspal untuk pembangunan jalan.

Program aspal dengan campuran plastik ini telah dilaksanakan pada jalan sepanjang 50,8 kilometer (km) yang berada di berbagai daerah dan bekerjasama dengan berbagai mitra.

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Batubara FABA Untuk Timbunan Tanah, Pupuk Kaltim Klaim Jadi Pionir

Direktur ESG & Keberlanjutan Chandra Asri, Phuping Taweersarp, mengatakan, jalan plastik yang dikembangkan Chandra Asri menggunakan total 37,5 juta lembar sampah plastik, atau setara 282 ton sampah yang berhasil dikelola dari tempat pembuangan akhir (TPA).

"Dalam upaya memenuhi target, pada awal tahun 2022, Chandra Asri telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Garut dan Yayasan Bakti Barito untuk membangun jalan plastik di Garut hingga tahun 2023," ujar Phuping dalam wawancara tertulis dengan KONTAN.

Ia menjelaskan, pelaksanaan jalan plastik sepanjang 23 km pada tahun 2022 telah menggunakan 28,8 juta potongan sampah kantong plastik atau setara dengan pengelolaan sampah plastik hingga 216,6 ton dari TPA.

Phuping menambahkan bahwa bila sebelumnya pihaknya menggandeng pemerintah daerah dan universitas untuk membangun jalan plastik di kota-kota seperti Cilegon, Tegal dan Semarang, namun pada tahun 2021 Chandra Asri telah menggandeng pihak swasta. Salah satunya adalah PT Djarum dan Sinar Mas Land.

Ke depan, Phuping mengatakan Chandra Asri menargetkan dapat membangun jalan aspal plastik sepanjang 20 km sampai 25 km per tahun.

"Dengan target jalan plastik aspal mencapai 140 km pada tahun 2025," ucapnya. Untuk setiap kilometer jalan aspal plastik ini membutuhkan 1,6 ton sampah plastik setara dengan 1,2 juta kantong plastik.

Baca Juga: Pupuk Kaltim (PKT) Olah Limbah Plastik Jadi Bahan Aspal Jalan

Selain Chandra Asri, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) juga tengah mulai mengembangkan plastik sebagai bahan campuran aspal. Meskipun tak sebesar Chandra Asri, tapi PKT sudah menggunakan aspal plastik untuk membangun jalan di lingkungan pabrik dan perkantoran PKT di Bontang, Kalimantan Timur.

Saat KONTAN berkunjung ke pabrik PKT di Bontang, KONTAN melihat sendiri proses pengembangan aspal plastik. Sejauh ini, PKT masih menggunakan aspal plastik untuk menambal jalan di lingkungan perusahaan.

Staf Sipil Pemeliharaan Bangunan dan Sarana PKT, Moch. Syanwill Rubak, mengatakan, PKT telah mulai mengembangkan aspal plastik ini sejak 2020. Awalnya, mereka melakukan berbagai percobaan hingga mendapat campuran ideal plastik dengan aspal. Dalam percampuran ini, tingkat elastisitas jalan juga perlu diperhatikan.

Menurutnya, bila jumlah plastik yang dicampur dengan aspal terlalu banyak, maka jalan akan menjadi keras. Kondisi ini tidak baik karena mudah menimbulkan retakan. Maka mereka menemukan campuran idealnya adalah plastik 6% dari total komposisi aspal.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Chandra Asri (TPIA) yang Baru Dapat Pinjaman US$ 100 Juta

"Dengan campuran ini, aspal tidak terlalu keras tapi lebih elastis sehingga tidak mudah pecah atau rusak," terangnya.

Sejauh ini, plastik yang digunakan untuk mencampur aspal berasal dari sisa plastik pabrik PKT. Hingga Juni 2021 PKT telah berhasil mengurangi 650 kilogram sampah plastik yang digunakan bahan campuran green asphalt yang telah digunakan di beberapa sarana dan prasarana di area PKT, utamanya di arena perumahan dan jalan industri. Paragraf akhir .        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli