KONTAN.CO.ID - Indonesia merupakan salah satu negara partner terbesar di sektor perdagangan dengan Tiongkok. Bahkan, menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada Desember 2018, Republik Rakyat Tiongkok merupakan tujuan ekspor terbesar sektor non-migas dari Indonesia, diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, India, dan Singapura. Namun, jika kita melihat data perdagangan antara kedua negara, yaitu Indonesia dan Tiongkok, terdapat fakta yang sangat disayangkan, Indonesia selalu defisit berdagang dengan Tiongkok sejak tahun 2008. Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sejak Tiongkok melakukan reformasi ekonomi yang diinisiasi oleh Presiden Tiongkok saat itu yaitu Deng Xiaoping, negara Tiongkok mulai membuka diri kepada ekonomi dunia dan perlahan tapi pasti mengejar ketertinggalannya saat mereka masih “menutup diri”. Sejak saat itulah, perekonomian dalam negeri Tiongkok mulai tumbuh dengan pertumbuhan rata-rata diatas 9% pertahunnya, dan sektor-sektor manufaktur Tiongkok mulai mengambil alih pasar dunia, dari yang tadinya dipimpin oleh negara-negara di Eropa dan di Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan. Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia tentu saja menjadi salah satu pangsa pasar yang sangat menarik bagi produk-produk asal Tiongkok. Terlebih lagi, produk-produk Tiongkok yang menyerbu pasar Indonesia boleh dikatakan memiliki harga yang sangat terjangkau, bahkan jika dibandingkan dengan produk sejenis yang diproduksi didalam negeri sendiri, masih akan lebih murah jika kita langsung mengimpor langsung dari Tiongkok.
Potensi Ekspor Produk Non-Migas Indonesia ke Tiongkok
KONTAN.CO.ID - Indonesia merupakan salah satu negara partner terbesar di sektor perdagangan dengan Tiongkok. Bahkan, menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada Desember 2018, Republik Rakyat Tiongkok merupakan tujuan ekspor terbesar sektor non-migas dari Indonesia, diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, India, dan Singapura. Namun, jika kita melihat data perdagangan antara kedua negara, yaitu Indonesia dan Tiongkok, terdapat fakta yang sangat disayangkan, Indonesia selalu defisit berdagang dengan Tiongkok sejak tahun 2008. Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sejak Tiongkok melakukan reformasi ekonomi yang diinisiasi oleh Presiden Tiongkok saat itu yaitu Deng Xiaoping, negara Tiongkok mulai membuka diri kepada ekonomi dunia dan perlahan tapi pasti mengejar ketertinggalannya saat mereka masih “menutup diri”. Sejak saat itulah, perekonomian dalam negeri Tiongkok mulai tumbuh dengan pertumbuhan rata-rata diatas 9% pertahunnya, dan sektor-sektor manufaktur Tiongkok mulai mengambil alih pasar dunia, dari yang tadinya dipimpin oleh negara-negara di Eropa dan di Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan. Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia tentu saja menjadi salah satu pangsa pasar yang sangat menarik bagi produk-produk asal Tiongkok. Terlebih lagi, produk-produk Tiongkok yang menyerbu pasar Indonesia boleh dikatakan memiliki harga yang sangat terjangkau, bahkan jika dibandingkan dengan produk sejenis yang diproduksi didalam negeri sendiri, masih akan lebih murah jika kita langsung mengimpor langsung dari Tiongkok.