Saat TKA Asal China di IMIP Morowali Tak Bebas Melenggang Kangkung



KONTAN.CO.ID - MOROWALI. Jelang tengah hari, Rabu (20/7), lima orang, satu diantaranya perempuan tengah sibuk memilih durian di salah satu kios di pinggir jalan Trans Sulawesi, di Desa Keurea, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Lokasinya tepat berada di sisi luar kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Perawakan fisik kelimanya sama; bermata sipit dan berkulit putih. Ditambah seragam berkelir krem dan safety shoes namun minus helm pengaman (safety helmet), mudah ditebak kalau mereka adalah Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang bekerja di perusahaan di dalam kawasan IMIP. 

Ini dikuatkan pula oleh kehadiran seorang laki-laki lain yang menjadi penerjemaah. Masyarakat di Bahodopi lebih sering menyebutnya sebagai jubir. Ialah yang dengan sigap mengkomunikasikan keinginan mereka dengan penjual durian. 

Sementara seorang laki-laki lagi yang berpakaian petugas keamanan sigap berdiri di samping mereka, sambil sesekali melihat keadaan sekelilingnya. Tatkala tim KONTAN turun dari mobil dan menghampiri kios penjual durian di sebelahnya, pandangannya langsung bergerak mengikuti. 

Ya, kehadiran jubir dan petugas keamanan berkebangsaan Indonesia memang kerap mengiringi kehadiran TKA asal China saat berada di luar kawasan IMIP. 

Pun, tak seperti ekspatriat di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, para TKA China di Morowali, terutama di Bahodopi, memang tak bebas melenggang kangkung di luar kawasan IMIP. 

Selama berada di Bahodopi, Selasa hingga Jumat, 19-22 Juli 2022, KONTAN, sangat jarang melihat TKA asal China diantara puluhan ribu pekerja IMIP yang lalu-lalang dan beraktivitas setiap hari di sekitar Bahodopi.

Baca Juga: Nikel, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Baterai EV dan Wajah Baru Bahodopi

Beberapa perusahaan di dalam kawasan IMIP memang masih memperbolehkan pekerja asingnya keluar dari kawasan IMIP. Namun wajib disertai tenaga keamanan. Namun sebagian besar malah tidak memperbolehkan para TKA asal China itu untuk keluar dari kawasan IMIP.

Para TKA China ini disediakan mes khusus yang berada di dalam kawasan IMIP. Lengkap dengan tempat makan, kongko dan minimarket yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari.

Taslim, Bupati Morowali yang diwawancarai KONTAN, Kamis (21/7) mengakui, ribuan TKA asal China yang berkerja di IMIP memang tidak bebas berkeliaran. Data resmi pemerintah yang disampaikan Taslim, jumlahnya ada 6.000 orang.

"Sesuai kesepakatan, IMIP itu membuat aturan bahwa TKA itu mainnya di dalam (kawasan IMIP-red) saja. Mereka tidak boleh bergaul dengan masyarakat luas sehingga tidak terjadi benturan budaya dan sebagainya yang bisa menjadi pemicu (hal-hal yang tidak diinginkan-red)," ujar Taslim yang ditemui di kantor Bupati Morowali.

Kebijakan ini memang sukses meminimalisir kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk yang didorong sentimen rasial. Katsaing, salah satu pekerja yang berasal dari Palopo, Sulawesi Selatan menyebut, selama tujuh tahun bekerja di IMIP, ia tidak pernah mendengar atau melihat langsung adanya keributan antara para TKA asal China dengan warga setempat.

Dus, lelaki yang juga menjabat Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) DPC Morowali itu mensinyalir, kebijakan itu sengaja dibuat untuk membatasi mobilitas, terutama TKA asal China yang masuk secara ilegal. Termasuk yang menggunakan visa sebagai wisatawan bukan pekerja.

"6.000 orang itu memang data pemerintah. Tapi, ayo kita jejerkan semua TKA asal China di IMIP di lapangan, lalu kita hitung sama-sama. Pasti jumlahnya jauh lebih banyak dari itu," ujarnya saat berbincang dengan KONTAN, Kamis malam (22/7).

Baca Juga: Menelisik Persoalan Pengelolaan Limbah Pabrik Prekursor Katoda Baterai Litium

Arus keluar-masuk TKA asal China memang dimudahkan dengan kehadiran bandara khusus milik IMIP yang berada di di dalam kawasan industri tersebut. Belum lewat sebulan, ada pesawat terbang yang hilir-mudik di langit Bahodopi.

Pintu masuk lain bagi TKA asal China yang lain adalah melalui Bandara Maleo, Morowali. Mereka datang menggunakan pesawat sewaan.

Namun Taslim menegaskan, pihaknya tidak meragukan legalitas para TKA asal China yang bekerja di IMIP. Sebab sebelum masuk ke Indonesia mereka sudah melewati prosedur keimigrasian yang ketat dan tidak mudah dari pemerintah dan kedutaan besar RI di negara asalnya.

"Sehingga kita yakin TKA yang masuk itu tidak seperti apa yang ditakutkan orang. Sampai hari ini kita buktikan tidak ada (TKA ilegal-red), seperti yang banyak beredar di media sosial," tandas Taslim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tedy Gumilar