Semester I-2019, NTB catat realisasi investasi Rp 4,5 triliun



KONTAN.CO.ID - MATARAM. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya menarik investor untuk menanamkan modal. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) NTB membukukan realisasi investasi senilai Rp 4,5 triliun hingga paruh pertama 2019.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) NTB Lalu Gita Ariyadi mengatakan dari pencapaian tersebut sebanyak Rp 1,47 triliun merupakan penanaman modal asing (PMA) dan senilai Rp 2,61 triliun dari penanaman modal dalam negeri.

Ia juga menyatakan dari total investasi yang sudah masuk ke NTB dominan disalurkan ke sektor pertambangan yang mencapai lebih dari 50%, lalu ke pariwisata, dan sektor lainnya. Ke depan, Gita ingin investasi di NTB lebih berkualitas terutama untuk sektor pertanian dan industri pengolahan.


Baca Juga: Jokowi minta agar pembangunan 4 destinasi wisata ini dipercepat

“Target kami tahun ini sebanyak Rp 16 triliun. Kami harapkan investasi menggeliat pada paruh kedua 2019 ini. Baik sektor andalan pertambangan dimana PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berjuang penuhi pembangunan smelter. Kedua, sektor pariwisata dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,” ujar Gita kepada Tim Jelajah Ekonomi Pariwisata KONTAN.

Ia optimistis investasi akan semakin mengucur deras lantaran, PT AMNT harus membangun smelter sesuai dengan amanat UU No4 tahun 2009 tentang minerba. Sehingga akan ada investasi untuk pembebasan tanah dan pembangunannya. Ia menambahkan smelter ini ditargetkan rampung pada 2022 mendatang.

Baca Juga: Kepala Bappenas: Wisatawan China dan India potensial untuk pariwisata Indonesia

Sedangkan untuk KEK Mandalika, menjadi angin segar bagi investasi NTB, setelah PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengumumkan akan menggelar perhelatan Motor GP pada 2021 hingga lima tahun berikut secara berturut-turut. Gita yakin lewat hal ini, Mandalika memiliki daya tarik bagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi