Jakarta. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) benar-benar piawai mempercantik laporan keuangannya. Seperti tercantum dalam laporan keuangan kuartal I-2010, BUMI sukses mengantongi laba bersih sebesar US$ 96,80 juta atau naik 38% dari laba di kuartal I-2009 senilai US$ 70,16 juta.Tapi, ternyata, dana keuntungan itu belum seluruhnya mengalir ke kantong BUMI. Sebab, beberapa pendapatan dari hasil penjualan aset yang tercantum dalam laporan keuangan BUMI masih berbentuk piutang. Sebagai contoh, penjualan 7,39 juta atau 20% saham Gallo Oil Ltd kepada Florenceville Financial Ltd senilai US$ 290 juta. Kendati transaksi ini sudah dilakukan 28 Desember 2009, BUMI belum mendapatkan dana tunai. Hal yang sama juga terjadi pada penjualan 50% saham Enercorp kepada Thionville Financier Ltd dengan harga US$ 90 juta. Laporan keuangan BUMI per 31 Maret 2010 menyebut, baru separoh dana hasil penjualan itu, yaitu US$ 45 juta, yang masuk ke kantong BUMI. Sisanya masih berupa piutang. "Sisanya akan dibayar kuartal berikutnya," kata Dileep Srivastava, Senior Vice President Investor Relations BUMI.Terakhir adalah penjualan 99,83% saham PT Mitratama Perkasa (PTMP) kepada PT Cahaya Pratama Lestari senilai US$ 120 juta. Dari hasil transaksi ini, BUMI mengantongi keuntungan investasi US$ 93,73 juta. Tapi, seperti pada penjualan aset sebelumnya, BUMI juga tidak langsung menerima dana tunai. Hasilnya masih tercatat berbentuk piutang. Meski dana tunai belum di tangan, berkat hasil penjualan saham Mitra Perkasa yang dilakukan pada 31 Maret 2010 itu, pundi-pundi keuntungan BUMI di kuartal I menjadi gemuk. Paling tidak, dalam laporan keuangan BUMI tercantum pendapatan tambahan senilai US$ 93,73 juta. Imbasnya, raksasa tambang batubara ini bisa menutup bulan Maret 2010 dengan untung sebesar US$ 96,80 juta.Sumber KONTAN menilai, penjualan aset yang dilakukan BUMI di hari terakhir penentuan laporan keuangan kuartal cukup aneh. Apalagi, hasil penjualan aset tersebut tidak diterima dalam bentuk tunai. Makanya, ia menduga transaksi penjualan aset itu dilakukan hanya untuk memempercantik laporan keuangan BUMI. "Mana mungkin transaksi sudah dilakukan 3 bulan-4 bulan masih berupa piutang. Ini aneh," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BUMI Tampil Cantik Berkat Penjualan Aset
Jakarta. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) benar-benar piawai mempercantik laporan keuangannya. Seperti tercantum dalam laporan keuangan kuartal I-2010, BUMI sukses mengantongi laba bersih sebesar US$ 96,80 juta atau naik 38% dari laba di kuartal I-2009 senilai US$ 70,16 juta.Tapi, ternyata, dana keuntungan itu belum seluruhnya mengalir ke kantong BUMI. Sebab, beberapa pendapatan dari hasil penjualan aset yang tercantum dalam laporan keuangan BUMI masih berbentuk piutang. Sebagai contoh, penjualan 7,39 juta atau 20% saham Gallo Oil Ltd kepada Florenceville Financial Ltd senilai US$ 290 juta. Kendati transaksi ini sudah dilakukan 28 Desember 2009, BUMI belum mendapatkan dana tunai. Hal yang sama juga terjadi pada penjualan 50% saham Enercorp kepada Thionville Financier Ltd dengan harga US$ 90 juta. Laporan keuangan BUMI per 31 Maret 2010 menyebut, baru separoh dana hasil penjualan itu, yaitu US$ 45 juta, yang masuk ke kantong BUMI. Sisanya masih berupa piutang. "Sisanya akan dibayar kuartal berikutnya," kata Dileep Srivastava, Senior Vice President Investor Relations BUMI.Terakhir adalah penjualan 99,83% saham PT Mitratama Perkasa (PTMP) kepada PT Cahaya Pratama Lestari senilai US$ 120 juta. Dari hasil transaksi ini, BUMI mengantongi keuntungan investasi US$ 93,73 juta. Tapi, seperti pada penjualan aset sebelumnya, BUMI juga tidak langsung menerima dana tunai. Hasilnya masih tercatat berbentuk piutang. Meski dana tunai belum di tangan, berkat hasil penjualan saham Mitra Perkasa yang dilakukan pada 31 Maret 2010 itu, pundi-pundi keuntungan BUMI di kuartal I menjadi gemuk. Paling tidak, dalam laporan keuangan BUMI tercantum pendapatan tambahan senilai US$ 93,73 juta. Imbasnya, raksasa tambang batubara ini bisa menutup bulan Maret 2010 dengan untung sebesar US$ 96,80 juta.Sumber KONTAN menilai, penjualan aset yang dilakukan BUMI di hari terakhir penentuan laporan keuangan kuartal cukup aneh. Apalagi, hasil penjualan aset tersebut tidak diterima dalam bentuk tunai. Makanya, ia menduga transaksi penjualan aset itu dilakukan hanya untuk memempercantik laporan keuangan BUMI. "Mana mungkin transaksi sudah dilakukan 3 bulan-4 bulan masih berupa piutang. Ini aneh," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News