Kendati kinerja turun, ADRO bakal bagikan dividen Rp 9,85 per saham



JAKARTA. Kendati sedang mengalami penurunan kinerja, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tetap royal terhadap para pemegang sahamnya. Pada 10 Desember nanti, perusahaan tambang batubara ini akan memberikan dividen interim dari laba bersih hingga akhir kuartal III-2010.

ADRO akan memberikan dividen interim Rp 9,85 per saham. Dengan total saham sebanyak 31,98 miliar saham, maka fulus yang akan dibagikan perusahaan batubara ini ke investornya mencapai Rp 315,06 miliar.

Deputi Sekretaris Perusahaan ADRO Devindra Ratzarwin menjelaskan, pembayaran dividen interim ini merupakan bentuk dari komitmen perusahaannya untuk berbagi keuntungan dengan pemegang saham. "Ini merupakan apresiasi Adaro ke investor," kata dia, kemarin (7/11).


Laba bersih ADRO sebenarnya menurun 51,70% per tahun. ADRO meraih laba bersih Rp 3,52 triliun selama sembilan bulan pertama 2009, dan hanya Rp 1,70 triliun untuk periode yang berakhir September 2010. Pendapatan ADRO sampai kuartal ketiga tahun ini Rp 18,07 triliun, atau tergerus 9,7% dari periode sama tahun sebelumnya.

Laba ADRO makin tergerus karena lonjakan beban bunga pinjaman. Per September 2010, ADRO membayar beban bunga Rp 852,91 miliar, naik 54,36% dibandingkan biaya di periode yang sama tahun 2009, Rp 552,53 miliar.

ADRO juga menderita rugi kurs sebesar Rp 90,45 miliar plus denda labuh kapal sebesar Rp 313,30 miliar. "Cuaca buruk mempengaruhi kinerja kami," imbuh Devindra.

Namun penurunan laba itu tidak menghalangi ADRO membayar dividen final hingga maksimal 45% dari total laba bersih 2010 di tahun depan. Maklumlah, kantong ADRO sangat tebal.

Per akhir September 2010, ADRO memiliki kas dan setara kas Rp 6,39 triliun. Selain itu perseroan ini masih menyimpan saldo laba sebesar Rp 4,91 triliun.

Untuk tahun buku 2009, ADRO memberikan dividen final sebesar Rp 927,59 miliar atau 21,24% dari laba bersih 2009 sebesar Rp 4,37 triliun. Di tahun 2009 itu, ADRO juga memberikan dividen interim sebesar Rp 383,83 miliar atau sebesar 12 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie