Kondisi politik di Yunani makin memanas



ATHENA. Perdana Menteri Yunani, George Papandreou, mendorong pembentukan pemerintahan yang baru untuk mengatasi perpecahan di parlemen agar segera dilakukan. Pernyataan ini ia keluarkan setelah menghadap Presiden Yunani Carlos Papoulias siang tadi waktu setempat. Ia mendatangi istana untuk mengatakan bahwa dirinya memiliki perhatian besar terhadap pembentukan pemerintahan baru dengan konsensus. Pemerintahan ini harus memiliki fokus meratifikasi persetujuan yang telah dicapai para pemimpin Uni Eropa (UE) pada 27 Oktober 2011. Persetujuan ini terdiri dari paket penawaran bantuan dan pengurangan utang dengan memangkas pengeluaran secara ekstrim dan berbagai langkah penghematan lainnya. Sebelumnya, ia khawatir bahwa perbedaan pendapat di dalam tubuh Parlemen Yunani akan menimbulkan pandangan Yunani tidak serius untuk bertahan berada di dalam Uni Eropa. Papandreou mengisyaratkan, dirinya tak keberatan untuk lengser asalkan kondisi Yunani mengalami kemajuan. Namun tampaknya, dengan reputasi seperti saat ini, ia tak mungkin menjadi pemimpin koalisi. Usulan merebak di parlemen bahwa Menteri Keuangan Evangelos Venizelos akan menggantikan Papandreou sebagai Perdana Menteri interim. Dia mengatakan, pembentukan pemerintaan akan diselenggarakan dengan satu prosedur untuk menyelamatkan paket bantuan UE yang telah disepakati oleh UE. Analis BBC, Matthew Price, berpendapat, Papandreou yang menyatakan bakal berkontribusi secara meyakinan dalam pemerintahan baru nanti, tidak secara jelas menyatakan akan memimpin koalisi ini atau tidak. Partai oposisi bahkan mereka akan mundur dari parlemen jika hal ini sampai terjadi. Terlihat jelas, politik Yunani tengah memanas dikala stabilitas pemerintahan sangat diperlukan dalam kondisi perekonomian darurat Yunani seperti sekarang. Krisis Yunani telah menyebarkan ketidakpastian pada pasar. Diperparah lagi dengan masalah utang Italia yang makin mengkhawatirkan. "Ketidakstabilan sedang menyebar," kata Price.


Editor: Rizki Caturini