NEW YORK. Pengunjuk rasa anti Wall Street semakin berani dalam aksinya. Ratusan pengunjuk rasa di New York, Selasa (11/10) waktu setempat, mendatangi rumah para pengusaha kaya. Sekitar 500 orang melakukan iring-iringan melewati Upper East Side Manhattan dan gedung-gedung pencakar langit yang menjadi tempat tinggal para eksekutif kaya. Di antara eksekutif tersebut adalah Paulson, konglomerat media Rupert Murdoch, Chief Executive JPMorgan Chase Jamie Dimon dan David Koch, pendiri perusahaan energi Koch Industries. Para pengunjuk rasa meneriakkan, "Bank mendapat dana talangan, milik kami terjual habis," dan "Hei para miliader, bayar bagianmu dengan adil." Mereka juga membawa spanduk bertulisan, "Hentikan perampokan dari kelas menengah untuk membayar orang kaya" dan "Kami 99%," merujuk pada gagasan bahwa 1% orang kaya Amerika menguasai terlalu banyak.
Demonstrasi itu memicu salah satu target mereka, miliader sekaligus manajer hedge fund John Paulson, membela diri dan para koleganya. Pembelaan itu dirilis dalam pernyataan resmi perusahaan miliknya, Paulson & Co. "Sebanyak 1% orang kaya yang tinggal di New York membayar lebih dari 40% dari total pajak pendapatan, memberikan manfaat besar untuk semua orang di kota dan negara kita," kata Paulson & Co dalam pernyataan tertulis. Paulson menambahkan, New York adalah kota dengan pajak pendapatan terbesar. "Daripada merendahkan bisnis kita yang sukses, mereka seharusnya mendukung dan mendorong kita untuk bertahan di New York dan terus tumbuh," imbuhnya. Paulson & Co meraih keuntungan US$ 5 miliar pada 2010, atau yang terbesar sepanjang sejarah industri hedge fund. Namun, tahun ini, perusahaan menelan kerugian 47% setelah salah memperkirakan bahwa ekonomi akan pulih dengan cepat. Adapun, seorang penghuni Fifth Avenue, Lorna Goldberg (57), mengaku terkejut melihat pengunjuk rasa di dekat rumahnya. "Tapi saya kira mereka mendapatkan tempat yang tepat dengan datang ke sini," katanya. Pengunjuk rasa ditahan Sejak 17 September, pengunjuk rasa anti Wall Street berkemah di taman di Lower Manhattan dekat Wall Street. Mereka memprotes dana talangan untuk bank-bank selama resesi, yang memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan besar, sementara warga Amerika mengalami peningkatan jumlah pengangguran dan ketidakpastian kerja dengan sedikit bantuan. Gerakan "Menduduki Wall Street" berkembang menjelang protes global yang direncanakan pada Sabtu nanti. Rabu, serikat pekerja Service Employees International Union akan berdemo di distrik bisnis keuangan di New York untuk menuntut pekerjaan yang baik. Sedangkan para mahasiswa akan melancarkan aksi protes solidaritas, Kamis, sedikitnya di 56 kampus. Menurut pihak Occupy Together (Menduduki Bersama), yang menjadi penghubung aksi protes, gerakan Menduduki Wall Street memicu aksi unjuk rasa di lebih dari 1.400 kota di seluruh AS dan di seluruh dunia.
Sementara itu, polisi Chicago menahan 21 orang pengunjuk rasa yang memprotes ketidakadilan ekonomi di dua lokasi, Selasa (11/10) waktu setempat. Jurubicara kepolisian mengatakan, polisi mendakwa mereka dengan tuduhan masuk tanpa izin. Penahanan itu terjadi sehari setelah ribuan orang, termasuk guru, pemuka agama, dan serikat pekerja berdemonstrasi di pusat kota Chicago untuk menyuarakan kemarahan yang memuncak atas pengangguran dan kesengsaraan ekonomi. Demonstrasi ini dipimpin oleh koalisi "Menduduki Chicago", untuk memprotes kegiatan keuangan termasuk sebuah konferensi Mortgage Bankers Association. Sebanyak 16 orang ditahan di Hyatt Regency karena mencoba memaksa masuk. Di tempat lain, lima perempuan berusia 55 tahun-80 tahun yang tergabung dalam kelompok "Beraksi Sekarang" juga ditahan polisi, setelah mengambil sampah dari rumah sitaan yang dimiliki Bank of America Corp dan membuangnya di salah satu kantor cabang bank. Mereka juga dikenakan dakwaan masuk tanpa izin.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie