1 juta ha lahan baru buat kedelai



JAKARTA. Pemerintah masih berupaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Demi mencapai target swasembada kedelai dalam tiga tahun ke depan. Kementerian Pertanian (Kementan) akan membuka serta menyediakan lahan baru seluas 1 juta hektar (ha) khusus kedelai.

Di samping rehabilitasi jaringan irigasi seluas 1 juta ha per  tahun dan penyediaan benih, alat-alat mesin pertanian (alsintan), pupuk dan penyuluhan. Kemtan akan membuka lahan baru 1 juta ha. Di mana lokasinya, Kementan mengaku masih mencari lokasi yang pas.

Namun jika dilihat dari peta penyebaran sentra produksi kedelai di Indonesia ada enam provinsi penghasil kedelai terbesar. Yakni: Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur dan Banten. Perluasan lahan kedelai berpotensi pada enam provinsi tersebut. 


Di atas lahan tersebut nantinya, pemerintah secara cuma-cuma akan memberikannya kepada petani kedelai. Tidak hanya lahan tapi bantuan benih, alsintan dan pupuk akan diberikan sampai petani merasakan panen. Plus, pendanaan dari perbankan.

Maman Suherman, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan, untuk saat ini dalam waktu dekat baru akan ada 5.000 ha yang siap ditanam kedelai.

Lahan kedelai tersebut berada di Bone, Sulawesi Selatan. Kemtan bekerjasama dengan dua perusahaan perkebunan BUMN yakni PTPN XIV dan XV yang memberikan lahannya ditanam kedelai.

“Maret akan mulai kami tanam. Saat ini kami masih bahas untuk pembukaan lahan baru 1 juta ha,” kata Maman, Kamis (8/1).

Kemtan mencatat saat ini ada 33 provinsi yang tanam kedelai di luas lahan sekitar 600.000 ha. Tahun ini, Kemtan menargetkan produksi kedelai mencapai 912.000 ton naik tipis dari produksi sepanjang tahun 2014 sebesar 800.000 ton.

Padahal kebutuhan kedelai nasional saat ini sekitar 2,5 juta ton sampai 2,6 juta ton. Artinya, sebesar 1,7 juta ton harus impor. Sementara target swasembada kedelai bisa mencapai 1,2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto