KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (21/5/2024), seorang penumpang meninggal dunia karena dugaan serangan jantung dan 30 lainnya terluka setelah Singapore Airlines yang terbang dari London ke Singapura mengalami turbulensi parah. Turbulensi tersebut memaksa jet Boeing 777-300ER dialihkan ke Bangkok. Apa yang dimaksud dengan turbulensi?
Mengutip
Reuters, turbulensi merupakan kondisi Ketika kecepatan aliran Udara berubah drastis. Turbulensi bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang paling jelas adalah pola cuaca yang tidak stabil yang memicu badai. Singapore Airlines belum mengumumkan jenis turbulensi apa yang terjadi. Layanan pelacakan FlightRadar24 mengatakan, ada badai yang terjadi di daerah tersebut pada saat itu. Apa yang dimaksud dengan Clear Air Turbulence? Menurut Federal Aviation Administration, dikenal dengan singkatannya CAT, ini adalah pusaran yang tiba-tiba dan parah yang menyebabkan hentakan keras pada pesawat meskipun tidak ada awan. Turbulensi ini dapat muncul tanpa peringatan dan sulit diprediksi.
Baca Juga: Inilah Korban Tewas dalam Insiden Turbulensi Singapore Airlines Mark Prosser dari University of Reading mengatakan peristiwa hari Selasa kemungkinan besar melibatkan turbulensi konvektif atau terkait badai, namun menekankan bahwa hal ini masih terlalu dini untuk memastikannya. Investigasi telah diluncurkan dan para ahli menekankan bahwa kecelakaan pesawat biasanya melibatkan kombinasi beberapa faktor. Seberapa umum turbulensi terjadi? Menurut studi tahun 2021 yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, insiden terkait turbulensi sering terjadi. Dari tahun 2009 hingga 2018, ditemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kejadian yang dilaporkan dan sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, namun tidak ada kerusakan pada pesawat.
Namun turbulensi fatal dalam perjalanan udara masih sangat jarang terjadi. "Sejauh yang saya tahu, sudah lebih dari 25 tahun sejak seorang penumpang tewas akibat turbulensi pesawat komersial," kata Paul Hayes, direktur keselamatan di kelompok data penerbangan Cirium Ascend yang berbasis di Inggris. Kecelakaan fatal terakhir terkait turbulensi di database Cirium melibatkan United Airlines Boeing 747 pada tahun 1997.
Baca Juga: Singapore Airlines Turbulensi Parah, Orang-Orang Terlempar ke Udara, Kata Penumpang Editor: Barratut Taqiyyah Rafie