KONTAN.CO.ID - Dave Ramsey sudah puluhan tahun mengajarkan prinsip keuangan kepada jutaan orang Amerika. Satu benang merah dari ajarannya: banyak orang kelas menengah bekerja keras dan berpenghasilan cukup, tapi tetap hidup dari gaji ke gaji dan gagal membangun kekayaan. Menurut Ramsey, masalahnya bukan semata soal pendapatan, melainkan perilaku dan pola pikir yang membuat orang terjebak di lingkaran finansial yang sama. Mengutip
New Trader U, berikut penjelasan mengapa kelas menengah tetap bokek meski sudah bekerja keras:
1. Mereka Tidak Mengarahkan Uangnya “Anggaran itu memberi tahu uang ke mana harus pergi, bukan bertanya ke mana uang itu hilang.” – Dave Ramsey Tanpa anggaran tertulis, uang mengalir ke hal yang paling “berisik”: tagihan, cicilan, belanja impulsif. Tidak ada rencana, tidak ada tujuan, dan akhirnya uang habis tanpa bekas. 2. Gaji Habis untuk Orang Lain “Anda bukan bokek karena kurang penghasilan, tapi karena gaji Anda diberikan ke semua orang.” – Dave Ramsey Gaji lebih dulu habis untuk cicilan mobil, kartu kredit, pinjaman, dan langganan. Akibatnya, yang diperkaya justru bank dan kreditur, bukan diri sendiri.
Baca Juga: Cara Mudah Atasi Lupa Passphrase Coretax DJP bagi Wajib Pajak 3. Gaya Hidup Dibiayai Utang “Jangan beli barang yang tak mampu Anda bayar dengan uang yang tak Anda miliki.” – Dave Ramsey Mobil, furnitur, liburan, bahkan kebutuhan sehari-hari dibiayai cicilan. Utang menyedot arus kas yang seharusnya bisa dipakai untuk menabung dan berinvestasi. 4. Lebih Memikirkan Cicilan daripada Harga “Orang kaya menghindari cicilan. Kelas menengah membuat cicilan.” – Dave Ramsey Barang mahal terasa “murah” karena cicilan kecil per bulan. Padahal total biaya membengkak akibat bunga dan biaya tambahan. 5. Tidak Hidup di Bawah Kemampuan “Sesuaikan gaya hidup dengan gaji.” – Dave Ramsey Setiap kenaikan gaji diikuti kenaikan gaya hidup. Tidak ada ruang untuk menabung atau berinvestasi, berapa pun besar penghasilannya.
Baca Juga: Intip Cara Cetak Kartu Baru BCA di Mesin CS dan Syaratnya 6. Mengejar Gengsi, Bukan Ketentraman Finansial Ramsey menyebut ini “middle-class fancy”: mobil lebih mewah, rumah lebih besar, lingkungan lebih prestisius—semuanya demi terlihat sukses. Masalahnya, tampilan kaya justru menghalangi jadi benar-benar kaya. 7. Bertahan dengan Utang, Bukan Menghabisinya “Tidak ada jalan pintas untuk keluar dari utang.” – Dave Ramsey Banyak orang menganggap utang sebagai bagian normal hidup. Padahal, selama utang masih ada, bunga terus bekerja melawan kita. 8. Tidak Menabung dan Berinvestasi Secara Konsisten “Orang yang tidak pernah berinvestasi tidak akan pernah punya kekayaan.” – Dave Ramsey Menabung saja tidak cukup. Tanpa investasi, inflasi pelan-pelan menggerogoti nilai uang. 9. Tidak Punya Disiplin dan Pola Pikir Pembangun Kekayaan Masalah utama bukan matematika, tapi mentalitas. Kelas menengah sering memilih kenyamanan jangka pendek ketimbang kebebasan finansial jangka panjang.
Tonton: Pertamina Patra Niaga Rilis BBM Biosolar Baru, Klaim Lebih Unggul dari Biodiesel Biasa 10. Takut atau Terlalu Nyaman untuk Berubah Penghalang terbesar justru psikologis. Takut mengubah kebiasaan, takut beda dari lingkungan, atau terlalu nyaman dengan kondisi “cukup-cukup saja”. Akibatnya, perubahan selalu ditunda. Kesimpulan
Menurut Dave Ramsey, kelas menengah tetap terjebak secara finansial bukan karena kurang pintar atau kurang kerja keras, melainkan karena kebiasaan salah yang dianggap normal: hidup dari cicilan, mengejar gengsi, menunda investasi, dan takut keluar dari zona nyaman. Tanpa disiplin, anggaran, dan keberanian mengubah gaya hidup, kenaikan gaji hanya akan menghasilkan cicilan yang lebih besar, bukan kekayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News