KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Joe Biden berencana untuk berbicara dengan rekannya Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan ini. Rencana pembicaraan di antara keduanya terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antar kedua negara mengenai Taiwan dan perdagangan. “Saya pikir saya akan berbicara dengan Presiden Xi dalam 10 hari ke depan,” kata Biden kepada wartawan saat dia kembali dari perjalanan terkait iklim ke Massachusetts, Rabu (20/7/2022) seperti yang dikutip
Reuters. Rencana pembicaraan antara kedua pemimpin memang telah dibahas sejak lama. Ini merupakan yang pertama dalam empat bulan terakhir.
Pembicaraan antar keduanya datang pada saat yang penting mengingat ketegangan atas situasi di Taiwan, dan saat pemerintahan Biden memotong tarif impor barang dari China untuk mengurangi tekanan inflasi untuk konsumen AS. Amerika Serikat menyebut China saingan strategis utamanya dan mengatakan keterlibatan tingkat tinggi sangat penting untuk menstabilkan hubungan yang sulit dan mencegahnya secara tidak sengaja berubah menjadi konflik. Bulan lalu, Washington mendorong NATO untuk mengadopsi dokumen strategis yang menyebut China sebagai tantangan keamanan.
Baca Juga: Putin Lakukan Pembicaraan dengan Iran dan Turki, Ini yang Dibahas Berbicara kepada wartawan pada hari Rabu, Biden dilaporkan meragukan rencana Ketua DPR Nancy Pelosi untuk mengunjungi Taiwan bulan depan. “Saya pikir militer menganggap itu bukan ide yang baik saat ini, tetapi saya tidak tahu apa posisinya,” kata Biden. Beijing mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan menanggapi dengan "langkah-langkah pemaksaan" jika Pelosi mengunjungi pulau yang diklaim China, dan bahwa kunjungan semacam itu akan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China. Kantor Pelosi menolak mengomentari apakah kunjungan itu berlanjut, dengan alasan masalah keamanan. China menganggap pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya, dan masalah ini terus-menerus mengganggu hubungan antara Beijing dan Washington. Pemerintahan Biden telah berulang kali berbicara tentang komitmen “kokoh” terhadap keamanan pulau itu. Kapal-kapal militer AS melakukan transit melalui Selat Taiwan baru-baru ini pada hari Selasa, sehingga membuat marah Beijing, yang mengirim pasukannya melintasi garis tengah selat bulan ini setelah Senator AS Rick Scott mengunjungi Taipei.
Baca Juga: AS Bakal Jual Peralatan Militer Senilai US$ 108 Juta ke Taiwan, China Bakal Murka? Di bidang perdagangan, pemerintahan Biden berselisih dengan China dalam memenuhi komitmennya terhadap perjanjian yang ada. Akan tetapi kenaikan inflasi telah mendorong untuk melihat lebih dekat pada potensi keringanan tarif, termasuk tarif 'Section 301' yang dikenakan oleh mantan Presiden Donald Trump, yang mencakup hampir US$ 370 miliar dalam impor China. Orang-orang yang akrab dengan pertimbangan tarif mengatakan kepada Reuters bahwa Biden juga mempertimbangkan apakah akan menggabungkan penghapusan beberapa tarif dengan penyelidikan baru terhadap subsidi industri China dan upaya untuk mendominasi sektor-sektor utama seperti semikonduktor.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie