10 Kebiasaan Finansial yang Buat Orang Miskin Tetap Miskin dan Orang Kaya Tetap Kaya



KONTAN.CO.ID - Keputusan finansial kita sehari-hari, sekecil apa pun, dapat berdampak besar pada kesehatan finansial jangka panjang kita. 

Perbedaan antara kesulitan finansial dan kesuksesan sering kali bergantung pada serangkaian kebiasaan yang menghambat atau membantu pertumbuhan kekayaan dan kemakmuran kita.

Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh kebiasaan finansial penting dan membandingkan perilaku mereka yang berjuang secara finansial dengan mereka yang membangun kekayaan. 


Dengan memahami dan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah signifikan untuk meningkatkan masa depan finansial Anda.

1. Bayar Diri Anda Sendiri Terlebih Dahulu

Kebiasaan Buruk: Membayar Semua Tagihan Sebelum Menabung

Banyak orang terjebak dalam memprioritaskan semua pengeluaran mereka sebelum menyisihkan tabungan. 

Pendekatan ini sering kali menyebabkan hidup pas-pasan, tanpa ada yang tersisa untuk ditabung di akhir bulan. Ini adalah siklus yang membuat stres yang tidak menyisakan ruang untuk pertumbuhan atau keamanan finansial.

Baca Juga: Boros dalam 5 Hal Ini Akan Menjadikan Seseorang Terjebak di Kelas Menengah

Lebih buruk lagi, banyak orang memiliki penghasilan yang hampir tidak cukup untuk membayar tagihan mereka. Anda harus memperoleh penghasilan lebih banyak atau mengurangi pengeluaran untuk keluar dari siklus pas-pasan ini.

Kebiasaan Kaya: Menabung 10%-20% dari Pendapatan Terlebih Dahulu

Orang yang cerdas mengelola keuangan mempraktikkan kebiasaan "membayar diri sendiri terlebih dahulu." Ini berarti secara otomatis menyisihkan 10%-20% dari pendapatan mereka untuk ditabung sebelum membayar pengeluaran lainnya. 

Dengan memperlakukan tabungan sebagai pengeluaran yang tidak dapat dinegosiasikan, mereka memastikan pertumbuhan kekayaan mereka yang konsisten.

Baca Juga: Jalankan 10 Disiplin Ini Agar Menjadi Kaya

Bahkan memulai dengan jumlah kecil dapat membuat perbedaan yang signifikan dari waktu ke waktu. Untuk membuat kebiasaan ini mudah dilakukan, pertimbangkan untuk mengatur transfer otomatis ke rekening tabungan pada hari gajian.

2. Kelola Utang dengan Bijaksana

Kebiasaan Buruk: Mengumpulkan Utang Berbunga Tinggi

Mengumpulkan utang berbunga tinggi, seperti saldo kartu kredit atau pinjaman gajian, dapat menjadi spiral kematian finansial. Suku bunga yang tinggi membuat sulit untuk melunasi pokoknya, yang menyebabkan efek bola salju di mana utang tumbuh lebih cepat daripada kemampuan seseorang untuk membayarnya. 

Kebiasaan ini tidak hanya menguras sumber daya keuangan tetapi juga menciptakan tekanan psikologis yang signifikan. 

Kebiasaan Kaya: Menghindari Utang Buruk dan Pelunasan Cepat

Mereka yang membangun kekayaan memahami perbedaan antara utang baik (seperti hipotek atau pinjaman bisnis yang dapat meningkatkan kekayaan bersih) dan utang buruk (utang konsumen berbunga tinggi). Mereka menghindari utang yang tidak perlu dan fokus untuk segera melunasi kewajiban berbunga tinggi.

Baca Juga: Belum Terlambat, Ini 6 Tips Sukses dan Menjadi Kaya Setelah Usia 50

Strategi yang dapat dilakukan antara lain metode longsor utang (melunasi utang berbunga tertinggi terlebih dahulu) atau metode bola salju utang (melunasi utang terkecil terlebih dahulu untuk kemenangan psikologis). Bebas utang memberikan kebebasan finansial dan membuka peluang untuk membangun kekayaan.

3. Bangun Dana Darurat

Kebiasaan Buruk: Tidak Ada Tabungan untuk Pengeluaran Tak Terduga

Pengeluaran tak terduga dapat menggagalkan kemajuan finansial tanpa dana darurat dan sering kali menyebabkan lebih banyak utang. Perbaikan mobil, tagihan medis, atau kehilangan pekerjaan dapat dengan cepat menjadi bencana finansial jika tidak ada jaring pengaman.

Kebiasaan Kaya: Mempertahankan Biaya Hidup 3-6 Bulan

Individu yang stabil secara finansial memprioritaskan membangun dan memelihara dana darurat yang mencakup biaya hidup 3-6 bulan. Dana ini memberikan ketenangan pikiran dan stabilitas keuangan, sebagai penyangga terhadap ketidakpastian hidup.

Baca Juga: Baby Boomer Generasi Terkaya yang Pernah Ada, Siapa Generasi yang Jadi Pecundang?

Dana ini mencegah kebutuhan untuk bergantung pada utang berbunga tinggi selama krisis. Mulailah dengan menyisihkan sejumlah kecil secara teratur, dan secara bertahap tingkatkan hingga mencapai seluruh dana darurat.

Editor: Noverius Laoli