10 Pembom China gelar latihan serangan rudal, respons kapal perang Amerika



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Setidaknya 10 pembom dari Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini mengadakan latihan serangan maritim. 

Latihan pembom PLA berlangsung saat militer negara-negara dari luar kawasan, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Prancis, melakukan kegiatan di Laut China Selatan.

Sebuah resimen pembom yang berafiliasi dengan Pasukan Penerbangan Angkatan Laut Komando Teater Selatan PLA mengirim lebih dari 10 pembom dari dua jenis pesawat itu untuk melakukan latihan serangan maritim, China Central Television (CCTV) melaporkan, seperti dikutip Global Times.


Li Haitao, komandan resimen pembom, mengatakan, latihan itu menampilkan serangan rudal terhadap target maritim dan skenario taktis lainnya, serta menguji kemampuan koordinasi tempur.

Baca Juga: Kecam AS di Laut China Selatan, Beijing: Pasukan di zona perang selalu siaga tinggi

Pengamat militer mengidentifikasi dua jenis pembom sebagai H-6J, bomber paling canggih Angkatan Laut PLA, yang mampu membawa enam rudal jelajah anti-kapal, dan H-6G yang bisa membawa empat rudal.

Kedua jenis pembom tersebut secara resmi Kementerian Pertahanan China perkenalkan pada Juli tahun lalu, ketika H-6J dan H-6G melakukan latihan intensif di Laut China Selatan. Latihan itu tak lama setelah AS mengirim kelompok penyerang kapal induk ganda ke Laut China Selatan.

Pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing Li Jie mengatakan kepada Global Times, penempatan pembom PLA di Laut China Selatan penting dalam menekan provokasi militer AS.

Latihan terbaru pembom PLA juga berlangsung setelah Theodore Roosevelt Carrier Strike Group melakukan operasi kapal induk ganda dengan Nimitz Carrier Strike Group di Laut China Selatan pada 9 Februari.

Dan, AS bukan satu-satunya negara dari luar kawasan yang mengirimkan kapal perang ke Laut China Selatan. Prancis juga mengirim kapal serbu amfibi Tonnerre dan fregat Surcouf minggu lalu.

Selanjutnya: China tambah kemampuan militer, Laut China Selatan bisa jadi tempat perang berikutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan