10 Pengusaha Batal Bangun Pabrik



JAKARTA. Niat 10 pengusaha membangun pabrik tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) mendadak kendur. Mereka kehilangan semangat lantaran tak jelasnya prospek pasar tabung Elpiji 3 kg, setelah berakhirnya program pengalihan (konversi) minyak tanah ke gas.

Ketua Asosiasi Industri Tabung Baja (Asitab) Tjiptadi mengatakan, para investor urung membangun pabrik karena risiko bisnis di industri tabung terlalu tinggi. Awalnya, ke 10 investor itu akan mendirikan pabrik pada tahun ini dan tahun 2009. "Tapi karena tak ada jaminan pasar, mereka pun mundur. Mereka tidak mau usahanya nanti bangkrut di tengah jalan," ujar Tiptadi, Jumat (12/9).

Program konversi minyak tanah ke gas bakal berakhir pada 2010. Tjiptadi bilang, pasca program konversi itu, permintaan tabung gas bakal menciut. "Masih ada sedikit pasar, mungkin dari perbaikan tabung. Tapi volumenya kecil, hanya 20% setiap tahun," ujar Tjiptadi.


Calon investor juga makin ketar-ketir melihat ramainya pemain di industri tabung ini. Hingga kini sudah ada 32 perusahaan tabung yang memproduksi dan memasok tabung.

Dengan gambaran seperti ini, alhasil tak semua produsen tabung dapat bermain di ceruk pasar yang sudah semakin menyempit, yakni dari usaha perbaikan tabung. "Nah, ini menyulitkan pengusaha tabung dalam mengembangkan bisnisnya," ucapnya.

Direktur Industri Logam Departemen Perindustrian (Depperin) I Putu Suryawirawan membenarkan, bila 10 calon investot tabung gas 3 kg itu mengurungkan niatnya membangun pabrik. Sayang, Putu merahasiakan identitas para calon investor tersebut.

Menurut Putu, saat ini kantornya sedang mengkaji upaya untuk mengembangkan bisnis tabung ke sektor otomotif. Salah satunya dengan mengembangkan produksi tabung untuk compressed natural gas (CNG). "Makanya kami juga minta agar industri tabung membuat terobosan pengembangan bisnisnya," ujar Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test