KONTAN.CO.ID - JAKARTA. GERD sangat mengganggu aktivitas. Penyebab GERD yang umum terjadi penting dikenali untuk membantu mencari tahu pengobatan terbaik atas penyakit ini. GERD adalah singkatan dari gastroesophageal reflux disease. GERD merupakan bentuk kronis dari refluks asam lambung atau naiknya asam lambung ke kerongkongan. GERD dapat didiagnosis ketika refluks asam lambung terjadi lebih dari dua kali seminggu atau menyebabkan peradangan di kerongkongan. Merangkum Mayo Clinic, GERD adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja. Tanpa pengobatan, GERD dapat menimbulkan efek serius.
Kerusakan kerongkongan jangka panjang yang disebabkan oleh GERD bisa menyebabkan kanker esfofagus. Nyeri akibat GERD mungkin tidak dapat dihilangkan dengan antasida atau obat bebas lainnya. Gejala GERD yang dapat dikenali di antaranya, yakni:
Baca Juga: Selain obat, bahan-bahan ini bisa untuk menyembuhkan sakit maag Bau mulut Kerusakan email gigi karena asam berlebih Heartburn atau rasa terbakar di dada Merasa seperti isi perut kembali ke tenggorokan atau mulut (regurgitasi) Nyeri dada Batuk kering terus menerus Asma Kesulitan menelan Jika Anda sering menderita kondisi yang dicurigai sebagai gejala GERD, penting untuk dapat berkonsultasi dengan dokter. Dokter bisa membantu Anda menemukan penyebab GERD Anda dan memberikan pengobatan terbaik.
Penyebab umum
GERD Dilansir dari
Very Well Health, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab GERD. Terkadang penyebab GERD bisa kompleks dan melibatkan banyak faktor. Berikut adalah beberapa penyebab GERD yang umum terjadi:
Baca Juga: Air seduhan sereh bisa membantu meredakan asam lambung tinggi 1. Kerusakan sfingter esofagus bawah Pada kebanyakan penderita, refluks asam lambung dapat terjadi karena otot di bagian bawah kerngkongan (sfingter esofagus bawah) yang bertindak sebagai pintu gerbang ke lambung menjadi lemah atau kendur. Jika lemah atau kendur, sfingter esofagus bawah tidak akan menutup sepenuhnya setelah makanan masuk ke lambung Anda. Asam lambung kemudian dapat kembali naik ke kerongkongan. Lapisan kerongkongan tidak sama dengan lambung dan tidak mampu mengatasi asam juga, sehingga mudah terluka. Refluks asam ke kerongkongan inilah yang akan menghasilkan gejala dan potensi kerusakan padanya. Terkadang malfungsi ini bersifat struktural, tetapi makanan dan minuman tertentu, obat-obatan, dan faktor lain dapat melemahkan sfingter esofagus bawah dan merusak fungsinya. 2. Obesitas Menjadi gemuk dapat meningkatkan tekanan pada lambung Anda, membuat gejala GERD lebih buruk. Hubungan yang tepat antara GERD dan obesitas tidak sepenuhnya dipahami, tetapi obesitas dianggap sebagai penyebab potensial dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD. 3. Efek samping obat-obatan Ada berbagai obat yang dapat memengaruhi risiko GERD dan memperburuk gejala. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menimbulkan efek samping di saluran gastrointestinal (lambung dan usus) saat diminum. Obat-obatan ini biasanya dikaitkan dengan penyebab tukak lambung dan juga dapat memperburuk heartburn dan iritasi esofagus, mungkin dengan melemahkan atau merelaksasi sfingter esofagus bawah.
Baca Juga: 6 Pantangan kolesterol yang patut diwaspadai Pada orang yang sudah menderita GERD, obat-obatan ini dapat meningkatkan keparahan gejala. Sementara pada orang yang tidak menderita GERD, penggunaan NSAID jangka panjang dapat berkontribusi untuk mengembangkan GERD Obat resep tertentu juga dapat menyebabkan atau memperburuk gejala GERD. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mulai mengalami gejala apa pun saat menjalani pengobatan. Berikut adalah beberapa penyebab umum: Berikut adalah beberapa obat yang umum menjadi penyebab GERD
- Calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis kalsium adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
- Antikolinergik adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan saluran kemih, alergi, dan glaukoma
- Beta-adrenergic agonists yang digunakan untuk asma dan penyakit paru obstruktif
- Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, Tofranil (imipramine), dan Pamelor (nortriptyline) yang digunakan untuk meredakan gejala depresi, bipolar, atau distimia
- Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk alergi
- Obat penghilang rasa sakit resep seperti kodein dan obat-obatan yang mengandung asetaminofen dan hidrokodon
- Progesteron
- Quinidine, yakni obat antimalaria yang digunakan untuk mengobati aritmia jantung dan malaria
- Obat penenang dan benzodiazepin, seperti Valium (diazepam)
- Teofilin adalah obat yang digunakan dalam bronkodilator untuk asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru-paru lainnya
- Diazepam yang digunakan untuk mengobati kejang
- Dopamin yang digunakan pada penyakit Parkinson
- Bifosfonat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis
- Antibiotik, seperti tetrasiklin
- Suplemen kalium
- Suplemen zat besi
Baca Juga: Dari bahan alami, coba 6 rekomendasi obat maag ini 4. Merokok Merokok atau menghirup asap rokok juga dianggap sebagai penyebab dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD. Ada banyak cara merokok dapat menyebabkan heartburn, seperti mengurangi jumlah air liur yang Anda hasilkan, menyebabkan perut Anda kosong lebih lambat, dan memproduksi lebih banyak asam lambung. Berhenti merokok mungkin adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala atau menurunkan risiko terkena refluks asam lambung berulang.
Baca Juga: Selain kentang goreng, waspadai 6 pantangan kolesterol ini 5. Hernia hiatus Hernia hiatus atau hernia hiatal terjadi ketika bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus). Kondisi ini dapat menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bawah yang bisa menyebabkan refluks asam lambung. Hernia hiatus dapat terjadi pada orang dari segala usia. Tapi, kebanyakan terjadi pada kelompok lanjut usia (lansia).
Baca Juga: Jangan dikonsumsi, 6 makanan ini bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah 6. Gangguan fungsi perut Seseorang yang menderita GERD mungkin memiliki fungsi saraf atau otot yang tidak normal di perut yang pada gilirannya dapat menyebabkan makanan dicerna terlalu lambat. Hal ini menyebabkan penundaan perut mengosongkan isinya, meningkatkan tekanan di dalamnya dan meningkatkan risiko refluks asam lambung. 7. Abnormalitas motilitas Dalam pencernaan normal, makanan dipindahkan melalui saluran pencernaan dengan kontraksi berirama yang disebut peristaltik. Jika Anda menderita kelainan motilitas pencernaan, kontraksi ini bisa tidak berjalan secara normal. Kelainan ini dapat disebabkan oleh salah satu dari dua penyebab, yakni:
- Masalah di dalam otot itu sendiri
- Masalah dengan saraf atau hormon yang mengontrol kontraksi otot
Masalah peristaltik di kerongkongan sering terjadi pada GERD, meskipun tidak jelas apakah kejadian tersebut merupakan penyebab atau akibat dari efek jangka panjang GERD.
Baca Juga: 5 Opsi obat herbal asam lambung yang perlu Anda coba 8. Kehamilan Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan dapat mengendurkan sfingter esofagus wanita yang dapat memicu refluks asam lambung berulang. Ditambah lagi, perut wanita hamil yang membesar dapatt memberi lebih banyak tekanan pada lambung. Oleh karena itu, cukup normal bagi wanita hamil untuk mengalami heartburn akibat GERD. 9. Asma Lebih dari 75 persen penderita asma diyakini juga menderita GERD. Tidak ada yang benar-benar tahu apakah asma menjadi penyebab GERD, atau sebaliknya. Ada beberapa alasan mengapa kedua kondisi tersebut terkait satu sama lain. Pertama adalah bahwa batuk yang menyertai serangan asma dapat menyebabkan perubahan tekanan dada, yang dapat memicu refluks asam lambung. Lalu ada fakta bahwa obat asma tertentu dapat melebarkan saluran udara, mengendurkan sfingter esofagus bawah dan menyebabkan refluks asam lambung. Kedua, penyakit dapat memperburuk gejala yang lain. Mengobati GERD biasanya dapat membantu meredakan gejala asma juga. 10. Konsumsi makanan tertentu Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah makanan tertentu dapat menyebabkan heartburn. Jika Anda jarang mengalami heartburn, makanan biasanya tidak terkait dengan "serangan" ini. Tetapi jika Anda mengalaminya secara berulang, Anda mungkin memperhatikan bahwa beberapa makanan atau hanya makan terlalu banyak tampaknya dapat menyebabkan heartburn. Beberapa pilihan makanan dilaporkan dapat merangsang produksi asam lambung dan beberapa mengendurkan sfingter esofagus bawah. Biasanya, katup ini dapat menutup rapat untuk menyimpan makanan dan asam lambung di lambung Anda. Jika kendur atau terbuka, makanan dan asam lambung pun bisa naik kembali ke kerongkongan dan Anda mungkin merasakan heartburn. Berikut ini adalah contoh makanan yang bisa mengendurkan sfingter esofagus bawah:
- Makanan yang digoreng (berminyak)
- Daging tinggi lemak
- Mentega dan margarin
- Mayones
- Saus krim
- Saus salad
- Produk olahan susu
- Cokelat
- Permen
- Minuman berkafein seperti minuman ringan, kopi, teh, dan kakao
Sementara itu, berikut ini adalah makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung dan meningkatkan risiko heartburn: Minuman berkafein Minuman berkarbonasi Alkohol Makanan pedas Lada hitam Buah jeruk Jus tomat
Baca Juga: Bisa mengobati batu ginjal, ini sederet manfaat kacang panjang untuk kesehatan Bagaimana dengan genetika? Genetika mungkin juga dapat memengaruhi perkembangan GERD pada seseorang. Dilansir dari WebMD, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada komponen genetik dalam banyak kasus GERD, yang kadang-kadang mungkin karena masalah otot atau struktural yang diwariskan di kerongkongan atau lambung. Sebuah studi menemukan bahwa variasi DNA yang disebut GNB3 C825T hadir di setiap partisipan studi dengan GERD, tetapi tidak ada pada kelompok kontrol yang tidak memiliki GERD. Faktor genetik juga tampaknya memainkan peran besar dalam kerentanan pasien terhadap Barrett's esophagus, suatu kondisi prakanker yang disebabkan oleh refluks gastroesofageal yang sangat parah. Sebuah studi menemukan bahwa GERD, Barrett's esophagus, dan kanker kerongkongan semuanya memiliki tumpang tindih genetik yang signifikan. Para ilmuwan percaya bahwa mengembangkan GERD membutuhkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan, serta pilihan gaya hidup. Tapi ingatlah, hanya karena orang tua atau saudara Anda menderita GERD tidak berarti Anda pasti menderitanya juga, meskipun risiko Anda meningkat untuk terkena gangguan kesehatan ini. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada komponen genetik sehingga diagnosis dan pengobatan GERD dapat lebih efektif dan tepat sasaran.
Makanan Penurun Asam Lambung
Mengutip
Kemkes.go.id, berikut ini adalah beberapa makanan yang berfungsi untuk menurunkan gejala asam lambung, di antaranya adalah: 1. Sayuran. Seperti brokoli, asparagus, kembang kol, kentang, mentimun, dan sayuran berdaun hijau lainnya. 2. Jahe. Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang dipercaya dapat menjadi pengobatan alami penyakit asam lambung, sakit maag, maupun masalah pencernaan lainnya. 3. Pisang. Beberapa buah non-sitrus seperti pisang merupakan makanan yang baik untuk penderita asam lambung, karena menjadi buah penurun asam lambung 4. Putih Telur. Selain sehat, putih telur merupakan pilihan makanan yang bagus untuk penderita asam lambung. Namun tidak untuk kuning telur, hal ini dikarenakan kuning telur mengandung lemak cukup tinggi dan dapat memicu gejala refluks asam lambung. 5. Yoghurt. Terkadang penderita asam lambung menghindari konsumsi yoghurt karena ditakutkan akan memperparah keadaan, namun yoghurt justru memiliki efek yang baik untuk penderita asam lambung karena sudah difermentasi.
Dengan mengkonsumsi berbagai jenis makanan penurun asam lambung diatas, diharapkan dapat memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk menurunkan asam lambung yang diderita. Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala asam lambung, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
10 Penyebab GERD yang Umum Terjadi" Penulis : Irawan Sapto Adhi Editor : Irawan Sapto Adhi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie