10 Saham Dengan Kenaikan Harga Tertinggi Tahun 2022, Cek Yang Masih Prospek Dibeli



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simak 10 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencatatkan kenaikan harga paling tinggi sepanjang tahun 2022. Apakah saham dengan lonjakan harga tertinggi itu masih layak dikoleksi?

Sejumlah harga saham di BEI mampu meningkat hingga ratusan bahkan ribuan persen pada tahun 2022 ini. Meskipun, kondisi pasar sepanjang tahun ini tidak bagus-bagus amat.

Umumnya, harga saham yang melonjak tinggi pada tahun ini berasal dari sektor energi. Hal ini karena karena komoditas energi, baik minyak maupun batubara sempat melonjak tinggi.


Disisi lain, kondisi pasar belakangan ini sedang lesu. Lihat saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan 28 Desember 2022 ditutup di level 6.850,52 turun 72,51 poin atau 1,05% dibandingkan sehari sebelumnya.

Dengan demikian, IHSG hanya naik 4,09% sejak awal tahun. Meski demikian, sejumlah saham justru melesat hingga ratusan persen tahun ini hingga Rabu (28/12). Kenaikan terutama terjadi pada sektor energi yang juga memimpin kenaikan indeks sektoral.

Baca Juga: Awas, Prediksi IHSG Hari Ini (29/12) Semakin Anjlok, Cek Saham Pilihan Agar Cuan

Berdasarkan data Bloomberg, berikut saham-saham dengan persentase kenaikan tertinggi sepanjang 2022:

  1. Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 1.585% (dari harga IPO Rp 100 per saham dengan pencatatan perdana 2 Januari 2022)
  2. Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) 806,63%
  3. Saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) 667%
  4. Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) 426,99%
  5. Saham PT Bangun Karya Persada Tbk (KRYA) 336% (listing 25 Juli 2022 dengan harga IPO Rp 125 per saham)
  6. Saham PT RMK Energy Tbk (RMKE) 323,42%
  7. Saham PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) 261,17%
  8. Saham PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) 226%
  9. Saham PT Sumalindo lestari Jaya Tbk (SULI) 224%
  10. Saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) naik 222,22%
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan sebagian besar kenaikan sejumlah emiten tersebut lantaran bergerak di sektor energi. Menurut data Bloomberg, sektor energi menjadi salah satu sektor yang menguat paling signifikan di 2022 dengan kenaikan 103,08%.

"Penguatan ini ditopang oleh adanya potensi pertumbuhan kinerja 2022 seiring dengan tingginya harga komoditas-komoditas energi di 2022," kata Valdy kepada Kontan.co.id, Rabu (28/12).

Valdy memperkirakan bahwa sektor energi masih dapat berpotensi menguat kembali. Asal, emiten-emiten sektor ini mampu mencatatkan kinerja yang bagus.

Untuk menjaga dan mempertahankan kinerja seperti tahun 2022, Valdy mengatakan sektor energi memiliki tantangan yang besar yaitu adanya potensi moderasi harga komoditas energi di 2022. "Hal ini berpotensi menurunkan pendapatan di 2023, terutama jika moderasi yang terjadi cukup signifikan," ujar dia.

Salah satu faktor yang akan mempengaruhi moderasi harga komoditas energi adalah terjadinya perdamaian perang antara Rusia dan Ukraina berpotensi mengurangi masalah global terkait persediaan dan permintaan komoditas energi.

Valdy mengatakan untuk kinerja fundamental, saat ini saham-saham tersebut diperdagangkan pada PER dan PBV relatif di atas PER dan PBV sektor energi yang sebesar 6,49 kali dan 1,34 kali per November 2022.

Menurut Valdy hal ini yang menjadi salah satu dasar pandangan untuk tahun depan. Potensi penguatan saham-saham top gainers tahun ini masih berlanjut, asal perusahaan-perusahaan tersebut mampu mencatatkan kinerja yang bagus.

Dari beberapa saham-saham yang mengalami kenaikan signifikan, Valdy merekomendasikan saham RMKE karena memiliki rasio profitabilitas yang relatif tinggi, DER di bawah 1 dan PER PBV yang relatif paling kecil dibanding emiten lain.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menyatakan melesatnya saham BYAN selain kenaikan harga komoditas energi, disebabkan oleh faktor stock split. Setelah stock split, harga saham BYAN jauh lebih terjangkau.

"Faktor lainnya, kenaikan harga saham BYAN juga didukung oleh aksi korporasi yakni pemiliknya, Low Tuck Kwong, yang memborong saham BYAN lagi," imbuh Nico.

Sementara, kenaikan harga saham RAJA didorong oleh kenaikan harga minyak dan proyek dengan nilai sangat besar di Blok Rokan. 

Menurut Nico, saham-saham tersebut masih berpotengi menguat di semester pertama 2023. Harga komoditas saat ini masih cenderung naik akibat musim dingin dan dampak konflik Rusia-Ukraina yang berlanjut. Potensi pembukaan kembali ekonomi China pun bisa menambah permintaan komoditas.

Nico mengatakan secara fundamental, RAJA dan BYAN mencatatkan peningkatan laba bersih signifikan secara tahunan. Dia menyebut, laba RAJA terbang tinggi 4.531,3% dan BYAN naik 166,7%.

"Jika dilihat secara valuasi menggunakan rasio PER dibandingkan rata-rata PER industri, yang tergolong masih undervalued alias murah adalah RMKE, ADMR, dan BYAN sehingga berpotensi besar untuk melanjutkan penguatan," ujar dia

Nico merekomendasi beli untuk ketiga saham yaitu RMKE dengan target resistance Rp 1.045, support Rp 920. Selanjutnya, ADMR dengan target resistance Rp 1.775, support Rp 1.610 dan BYAN dengan target resistance Rp 25.000, support Rp 18.575.

Itulah saham-saham dengan kenaikan harga tinggi pada tahun 2022 ini serta rekomendasi untuk investor. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto