10 Vaksin Covid-19 di Indonesia mulai Sinovac hingga Zivifax, apa efek sampingnya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Zifivax. Vaksin ini dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform  rekombinan protein sub-unit.

Dengan adanya tambahan satu jenis vaksin tersebut, dengan demikian ada 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. 

Ke-enam vaksin yang lebih dulu digunakan di Indonesia itu yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.


Vaksin yang disediakan itu merupakan vaksin yang sudah dipastikan keamanan dan efektivitas. Platform yang digunakan berbeda-beda, yakni inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.

Beragam upaya pengadaan vaksin ini dilakukan melalui perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral seperti COVAX Facility bersama GAVI dan WHO, ataupun donasi yang diberikan oleh negara-negara sahabat. 

Baca Juga: Positivity rate Covid-19 di bawah 1%, Satgas ingatkan prokes tak boleh kendur

Masing-masing vaksin Covid-19 memiliki mekanisme untuk pemberiannya masing, baik dari jumlah dosis, interval pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda-beda. 

Berikut perbedaan dan efek samping 10 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia seperti yang dikutip dari indonesiabaik.id:

1. Vaksin Sinovac

Platform: Virus dimatikan Jumlah dosis: 2 x (0,5 ml/dosis) Jeda pemberian dosis: 28 hari Efek samping: Efek samping vaksin Sinovac dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.

Baca Juga: Proses pendaftaran penggunaan daurat vaksin Sputnik V masih tertunda

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie