12 Fakta Banda Neira: Pulau Penghasil Pala Pemicu Penjajah Datang ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - Banda Neira adalah bukti sejarah bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam berupah rempah-rempah seperti cengkeh dan pala yang menjadi incaran para bangsa Eropa, Cina, dan Arab. 

Pada masa itu, cengkeh dan pala menjadi komoditas yang sangat bernilai, bahkan harga rempah-rempah itu bisa disandingkan dengan harga emas. 

Lantas, di mana letak Banda Neira dan apa saja fakta mengenai Banda Neira? 


Baca Juga: Banda Neira: Sejarah Kelam, Keindahan Wisata Bahari, dan Cara Mengaksesnya

Fakta Banda Neira

Dirangkum dari laman Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang Kementerian Kelautan dan Perikanan, berikut adalah beberapa fakta Banda Neira: 

1. Terletak di Maluku

Banda Neira adalah gugusan kepulauan yang terletak 132 km di Tenggara Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.  

Baca Juga: Inilah 7 Pecahan Uang Baru 2022, Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menukarnya

Gugusan pulau ini dikenal dengan Kepulauan Banda yang terdiri dari 3 pulau besar yakni Banda Besar, Neira, Gunung Api. Serta tujuh pulau kecil yakni Ay, Rhun, Hatta, Karaka, Sjahril, Nailaka, batu kapal. 

Kepulauan ini terletak di tepi jurang bawah laut terdalam Indonesia yaitu Laut Banda, perairan disini dapat mencapai lebih dari 6.500 meter.

Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Uang Kertas Baru 2022, Anda Sudah Punya?

2. Pala dan awal datangnya bangsa Eropa ke Indonesia

Sejarah Banda Neira tidak lepas dari pohon pala. Pala menjadi daya tarik bagi bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis, dan Inggris datang ke Banda Neira. 

Bangsa Eropa semula datang untuk berdagang dan membeli rempah-rempah untuk dijual kembali. Namun, Bangsa Belanda kemudian datang untuk menguasai pulau ini, yang mendapat perlawanan dari penduduk setempat. 

Baca Juga: Sejarah Pala, buah berwarna kekuningan yang menarik penjajah datang ke Indonesia

Dikutip dari Kompas.com (5/9/2022), Bangsa Inggris yang datang memanfaatkan kesempatan ini untuk melawan Belanda.

Hal ini menyebabkan perang tak berkesudahan sejak tahun 1609 yang melibatkan rakyat Banda yang dibantu Inggris untuk melawan Belanda.

Baca Juga: ​9 Manfaat Buah Pala untuk Kesehatan yang Sebaiknya Jangan Dilewatkan

3. Monumen Parigi Rante

Selain itu, Banda Neira memiliki sejarah kelam pembantaian saudagar-saudagar rempah. Pembantaian ini dilakukan oleh penjajah Eropa demi menguasai hasil bumi berupa rempah-rempah. 

Tak hanya membantai, namun tak sedikit rakyat yang dikirim ke Pulau Jawa sebagai budak. Untuk mengenang sejarah tersebut, dibangunlah Monumen Parigi Rante.

Baca Juga: Pesta Banda di Maluku sedot ratusan pengunjung

4. Ditukar dengan Manhattan 

Perang antara Belanda dan Inggris baru berakhir dengan ditandatanganinya Traktat Breda pada 31 Juli 1667.

Dalam salah satu isi traktat menyebut bahwa Inggris harus pergi dari Pulau Run, Kepulauan Banda, karana pulau ini akan jatuh ke tangan Belanda. 

Sebagai gantinya, Inggris akan mendapat Nieuw Amsterdam di Amerika Utara. Dikutip dari Kompas.com (5/9/2022) Nieuw Amsterdam saat ini menjadi Manhattan, kota bisnis terbesar di dunia. 

Sedangkan Pulau Run saat ini menjadi pulau yang berkembang sangat pelan seiring dengan redupnya eksistensi pala di dunia.

Baca Juga: ​Mengenal Pulau Run di Maluku, yang ditukar dengan Manhattan di New York

5. Tempat Pengasingan Bung Hatta 

Belanda pernah mengirim Bung Hatta ke pengasingan di Banda Neira pada 11 Februari 1936. Sebelumnya Bung Hatta diasingkan oleh pihak kolonial Belanda di Boven Digoel, Papua pada tahun 1935 selama setahun. 

Tak hanya Bung Hatta, namun Sutan Syahrir dan Dr. Cipto Mangunkusumo juga pernah diasingkan di Banda Neira.

Baca Juga: Kisah Teuku Mukhlis Yang Kembali Pulang Usai Menempa Ilmu di Jepang

6. Diabadikan di Uang Rupiah 

Keindahan Banda Neira tidak hanya diabadikan di berbagai cerita, namun juga di uang rupiah. Pada uang kertas pecahan Rp 1.000 emisi 2016 terdapat gambar dari Banda Neira. 

Gambar tersebut terletak di bagian belakang, bersama dengan gambar Tari Tifa dan Bunga anggrek Larat yang juga menjadi identitas dari wilayah Maluku. 

Baca Juga: ​9 Manfaat Buah Pala untuk Kesehatan yang Sebaiknya Jangan Dilewatkan

7. Wisata cagar alam laut (CAL) Banda atau Taman Wisata Perairan Laut Banda

Dikutip dari laman KKP, CAL Banda dikelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya ALam (BKSDA), Kementerian Kehutanan. 

Namun, pada 2009, CAL Banda diserahkan pengelolaannya kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan berubah nama menjadi Taman Wisata Perairan (TWP) Laut Banda. 

Baca Juga: Pengertian Gerhana Matahari Total, Bagaimana Proses Terjadinya?

Secara administratif TWP Laut Banda terletak diantara 3 pulau besar diantaranya Banda Besar, Neira dan Bagian Utara Gunung Api dan mencakup 11 desa di dalamnya. 

Kegiatan wisata bahari di TWP Laut Banda pun cukup beranekaragam seperti menyelam, snorkling, perahu kayang, melihat lumba-lumba dan paus termasuk berbagai jenis -jenis ikan kharismatik seperti napoleon. 

8. Atraksi budaya tahunan di Banda Neira

Pengunjung juga bisa menyaksikan atraksi budaya Manggurebe Belang atau lomba perahu belang atau balap perahu. 

Manggurebe Belang adalah agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah setiap bulan November yang dilaksanakan di dalam kawasan konservasi TWP Laut Banda.

Baca Juga: Jumlah Provinsi di Indonesia Saat Ini Ada 38, Ini Nama Ibu Kotanya

9. Miniatur Kepulauan Banda 

Di TWP Laut Banda, pengunjung juga bisa melihat miniatur Kepulauan Banda yang terletak di Desa Dwiwarna tepatnya di Pantai Tita. Di sini, pengunjung juga dapat menyaksikan terumbu karang dan beraneka ragam spesies ikan. 

Miniatur Kepulauan Banda ini resmi diliris dan dijadikan sebagai salah satu daya taruik wisata bahari baru di Banda pada 2016 silam.

Baca Juga: Jam Berapa Gerhana Matahari 20 April 2023? Catat Lokasi & Waktunya

10. Pesta menangkap hewan laut Timba Uli 

Timba Uli adalah pesta laut masyarakat banda untuk menangkap hewan laut sejenis ulat berwarna hijau yang panjang (menyerupai benang) dan berbulu. 

Seluruh masyarakat banda baik tua maupun muda, laki-laki atau perempuan menuju peisir pantai dengan membawa alat tangkap uli yang menyerupai serok terbuat dari kain halus. 

Hasil tangkapan uli kemudian dimasak dengan bumbu khusus dan disantap bersama-sama. Atraksi Timba Uli dapat disaksikan dua kali setiap tahun yaitu pada Maret dan April. 

Baca Juga: Progam Lumbung Ikan Nasional, Apa Kabar?

11. Cara akses menuju Banda Neira melalui pesawat 

Kepulauan Banda memiliki bandara di Pulau Neira. Untuk menuju Pulau Neira bisa menggunakan pesawat perintis dari Ambon ke Banda Neira dengan durasi perjalanan sekitar 45 hingga 60 menit. 

12. Cara akses menuju Banda Neira melalui kapal PELNI

Selain itu, akses menuju Banda Neira juga bisa menggunakan kapal PELNI. 

Baca Juga: Ada 3 Provinsi Baru Papua, Ini Daftar 37 Provinsi di Indonesia

Untuk memastikan jadwal keberangkatan kapal dan harga tiket, Anda bisa langsung mendatangi Kantor Cabang PT. PELNI atau bisa membuka link situs resmi PT. PELNI https://www.pelni.co.id.

Demikian informasi mengenai Banda Neira, sejarah Banda Neira, wisata bahari di Banda Neira, dan cara mengakses Banda Neira. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News