JAKARTA. Kisruh masalah jagung impor semakin melebar. Keputusan Kementerian Pertanian (Kemtan) menstop jagung impor, dan mengalihkannya kepada Perum Bulog untuk mengimpor 600.000 ton jagung menimbulkan masalah baru. Pasalnya, Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) telah mengimpor jagung sebanyak 675.000 ton dari Amerika Latin pada bulan Desember 2015. Sebanyak 17.000 ton sudah sampai di pelabuhan Semarang, dan empat pelabuhan lain. Sementara sisanya masih mengantri untuk bersandar dan sebagian masih dalam perjalanan menuju Indonesia. Dengan demikian, pada tiga bulan pertama 2016 ini, akan ada sebanyak 1,275 juta ton jagung impor yang akan membanjiri pasar. Sementara itu pada waktu bersamaan, jagung lokal akan panen raya. Pada bulan Januari saja, Kemtan memperkirakan ada sekitar 3 juta ton jagung lokal yang akan panen. Dengan kondisi ini, maka swasembada jagung terancam gagal. Ketua GPMT Sudirman mengatakan sampai saat ini belum ada kepastian nasib jagung impor tersebut karena belum ada izin bongkar dari pelabuhan. Karena itu pihaknya akan terus melobi Kemtan dan DPR. Namun bila gagal juga, maka GPMT akan menghadap Presiden Joko Widodo mencarikan jalan keluar.
1,2 juta ton jagung impor akan banjiri Indonesia
JAKARTA. Kisruh masalah jagung impor semakin melebar. Keputusan Kementerian Pertanian (Kemtan) menstop jagung impor, dan mengalihkannya kepada Perum Bulog untuk mengimpor 600.000 ton jagung menimbulkan masalah baru. Pasalnya, Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) telah mengimpor jagung sebanyak 675.000 ton dari Amerika Latin pada bulan Desember 2015. Sebanyak 17.000 ton sudah sampai di pelabuhan Semarang, dan empat pelabuhan lain. Sementara sisanya masih mengantri untuk bersandar dan sebagian masih dalam perjalanan menuju Indonesia. Dengan demikian, pada tiga bulan pertama 2016 ini, akan ada sebanyak 1,275 juta ton jagung impor yang akan membanjiri pasar. Sementara itu pada waktu bersamaan, jagung lokal akan panen raya. Pada bulan Januari saja, Kemtan memperkirakan ada sekitar 3 juta ton jagung lokal yang akan panen. Dengan kondisi ini, maka swasembada jagung terancam gagal. Ketua GPMT Sudirman mengatakan sampai saat ini belum ada kepastian nasib jagung impor tersebut karena belum ada izin bongkar dari pelabuhan. Karena itu pihaknya akan terus melobi Kemtan dan DPR. Namun bila gagal juga, maka GPMT akan menghadap Presiden Joko Widodo mencarikan jalan keluar.