JAKARTA. Minat berinvestasi di usaha tepung terigu rupanya masih cukup tinggi. Menurut Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) ada 12 perusahaan baru yang akan beroperasi dalam waktu dekat ini. Total investasi mereka berkisar Rp 2 triliun. Perusahaan ini tersebar di Jawa Timur, Banten hingga Sumatra Utara. Perusahaan tersebut antara lain, PT Bungasari Flour Mills dan PT Cerestar Flour Mills di Banten, PT Takindo Jaya Perkasa dan PT Asia Rasa di Jawa Timur. Total kapasitas produksi ke-12 perusahaan baru tersebut mencapai 2,1 juta ton per tahun. Maraknya investasi terpicu membaiknya iklim usaha di dalam negeri. salah satu sebabnya adalah penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang bisa membendung tepung impor yang berkualitas rendah. Menurut Ratna Sari Loppies, Direktur Eksekutif Aptindo, gugatan petisi dumping terhadap terigu impor dari beberapa negara juga berpengaruh besar terhadap minat investasi. "Yang sedang dalam tahap investigasi adalah produk terigu asal Turki," kata Ratna, pekan lalu. Bila gugatan anti dumping itu lolos, terigu Turki akan kena bea masuk antidumping hingga 45,26%. Otomatis, petisi dumping tersebut akan membuat produk tepung terigu lokal bisa lebih kuat bersaing melawan terigu impor. Kebutuhan terigu di dalam negeri terus naik. Jika pada 2008 kemarin kebutuhan terigu hanya mencapai 5 juta ton, 10 tahun yang akan datang kebutuhan terigu akan dua kali lipat menjadi 10 juta ton. Selain 12 perusahaan baru tersebut, sejak dua tahun terakhir telah ada empat perusahaan yang masuk pasar. Total jenderal, jumlah produsen terigu nasional akan berjumlah 21 perusahaan. Lima di antaranya termasuk berskala besar. Mereka adalah PT Bogasari Flour Mills, PT Eastern Pearl Flour Mills, PT Sriboga, dan PT Pangan Mas. Nilai investasi ke lima perusahaan tersebut Rp 12 triliun. Para pengusaha makanan juga menyambut gembira pabrik terigu baru. Thomas Darmawan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengatakan, kebutuhan terigu terus naik. pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi masyarakat membuat kebutuhan makanan berbasis terigu terus meningkat. "Kami berharap pasokan terigu bisa terus bertambah sehingga kebutuhan terigu nasional bisa tercukupi," kata Thomas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
12 Perusahaan Terigu Anyar bakal Beroperasi
JAKARTA. Minat berinvestasi di usaha tepung terigu rupanya masih cukup tinggi. Menurut Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) ada 12 perusahaan baru yang akan beroperasi dalam waktu dekat ini. Total investasi mereka berkisar Rp 2 triliun. Perusahaan ini tersebar di Jawa Timur, Banten hingga Sumatra Utara. Perusahaan tersebut antara lain, PT Bungasari Flour Mills dan PT Cerestar Flour Mills di Banten, PT Takindo Jaya Perkasa dan PT Asia Rasa di Jawa Timur. Total kapasitas produksi ke-12 perusahaan baru tersebut mencapai 2,1 juta ton per tahun. Maraknya investasi terpicu membaiknya iklim usaha di dalam negeri. salah satu sebabnya adalah penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang bisa membendung tepung impor yang berkualitas rendah. Menurut Ratna Sari Loppies, Direktur Eksekutif Aptindo, gugatan petisi dumping terhadap terigu impor dari beberapa negara juga berpengaruh besar terhadap minat investasi. "Yang sedang dalam tahap investigasi adalah produk terigu asal Turki," kata Ratna, pekan lalu. Bila gugatan anti dumping itu lolos, terigu Turki akan kena bea masuk antidumping hingga 45,26%. Otomatis, petisi dumping tersebut akan membuat produk tepung terigu lokal bisa lebih kuat bersaing melawan terigu impor. Kebutuhan terigu di dalam negeri terus naik. Jika pada 2008 kemarin kebutuhan terigu hanya mencapai 5 juta ton, 10 tahun yang akan datang kebutuhan terigu akan dua kali lipat menjadi 10 juta ton. Selain 12 perusahaan baru tersebut, sejak dua tahun terakhir telah ada empat perusahaan yang masuk pasar. Total jenderal, jumlah produsen terigu nasional akan berjumlah 21 perusahaan. Lima di antaranya termasuk berskala besar. Mereka adalah PT Bogasari Flour Mills, PT Eastern Pearl Flour Mills, PT Sriboga, dan PT Pangan Mas. Nilai investasi ke lima perusahaan tersebut Rp 12 triliun. Para pengusaha makanan juga menyambut gembira pabrik terigu baru. Thomas Darmawan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengatakan, kebutuhan terigu terus naik. pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi masyarakat membuat kebutuhan makanan berbasis terigu terus meningkat. "Kami berharap pasokan terigu bisa terus bertambah sehingga kebutuhan terigu nasional bisa tercukupi," kata Thomas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News