JAKARTA. Sebanyak 13 perusahaan telah mengkaji proposal awal pembangunan pabrik gula baru. Langkah itu guna mendukung program revitalisasi pabrik gula nasional yang dicanangkan pemerintah sejak 2009. Menurut kajian pemerintah sebenarnya butuh 17 pabrik gula baru agar pasokan gula benar-benar aman.
"Yang terlihat di daftarnya baru 13 perusahaan, mayoritas swasta. Dan akan bertambah lagi," kata Yayat Priyatna, Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Rabu (9/12). Menurut Yayat, nilai investasi untuk membangun satu pabrik gula baru tergantung luas lahan. Contohnya, satu pabrik gula berkapasitas 10.000 ton di atas lahan seluas 10.000 hektare bisa menghabiskan dana US$ 160 juta. Banyak pemain baru Sekretaris Jenderal AGRI Suryo Alam menambahkan, banyak nama pemain baru yang masuk dalam daftar peminat. Mereka tersebar dari perusahaan gula, perusahaan perkebunan, seperti kelapa sawit, hingga perusahaan di industri makanan dan minuman. "Tapi ini baru pernyataan awal, belum resmi benar," tegas dia. Antara lain PT Bina Muda Perkasa, PT Gemilang Unggul Luhur Abadi, PT Duta Plantation Nusantara, dan PT Laju Perdana Indah. "Ini yang di Pulau Jawa, yakni Rembang, Tuban, Malang Selatan, dan Purwodadi," kata Suryo. Ada juga beberapa nama yang berminat di luar Jawa. Yakni Konsorsium PTPN, PT Pemuka Sakti Manis Indah, PT Gula Manis Tinanggia, dan PT Permata Hijau Resources. "Saya dengar Medco, Sinar Mas, dan Wings Food juga tertarik," ujar Suryo.
Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Benny Wahyudi bilang masih akan mematangkan lagi program revitalisasi gula. "Konsep revitalisasi gula akan dikonsultasikan dengan pelaku kepentingan di Yogyakarta Jumat ini," katanya. Selain bangun pabrik baru, pemerintah juga menyediakan dana untuk restrukturisasi mesin pabrik gula. Tahun ini dana program ini Rp 52 miliar, pada 2010 Rp 30 miliar saja. Dengan revitalisasi dan pembangunan pabrik gula, pemerintah ingin mengurangi ketergantungan impor. Konsumsi gula nasional, menurut catatan AGRI, mencapai 4,8 juta ton per tahun. Industri nasional baru mampu memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga 2,7 juta ton. Sedang 2,1 juta ton yang merupakan gula rafinasi untuk industri masih diimpor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test