14 Kontrak Gas Bumi dan Elpiji Senilai Rp 76 Triliun Ditandatangani



JAKARTA. Konferensi dan Pameran Internasional ke 4 IndoGas 2009 menarik komitmen investasi senilai US$ 6,7 miliar atau setara dengan Rp 76 triliun. Komitmen tersebut diperoleh dari penandatanganan empat belas kontrak gas yang terdiri dari tujuh jual beli gas bumi, empat kontrak jual beli elpiji, satu kontrak pembangunan kilang elpiji, dan dua kontrak jual beli gas lapangan Senoro, Sulawesi Tengah. Ketujuh kontrak penjualan gas bumi tersebut terdiri dari memorandum of agreement (MOA) antara PT Pupuk Kaltim (PKT) dengan Kontrak Kerja Sama (KKS) East Kalimantan terdiri dari Total E&P Indonesie, Virginia Indonesia Co Llc, Chevron Rapak Ltd, Chevron Ganal Ltd, Chevron Makasar Ltd, ENI Muara Bakau BV, dan Pearloil (Sebuku) Limited senilai US$ 1,6 miliar dolar dengan durasi kontrak 20 tahun mulai 2011. Lalu MOA antara PT Petrokimia Gresik dengan ExxonMobil Cepu Ltd dengan lama kontrak 10 tahun mulai 2015 senilai US$ 1,4 miliar dan MOA antara PT PLN (Persero) dengan ExxonMobil Cepu Ltd senilai US$ 1,7 miliar. Kemudian, kontrak "head of agreement" (HOA) antara BUMD Kabupaten Musi Rawas, Sumsel dengan PT Medco E&P Indonesia untuk kebutuhan listrik dengan durasi kontrak sampai masa berlaku kontrak bagi hasil (PSC). Mulai pengiriman 2009 dengan volume 8.750 BBTU senilai US$ 29,41 juta. Ada juga HOA antara Perusda Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel dengan PT Medco E&P Indonesia dengan nilai US$ 1,68 juta. Kontrak tersebut berdurasi enam tahun dengan pengiriman awal 2009, dimana total gas yang diperjual belikan sebanyak 9.973 miliar british thermal unit (BTU). Selain itu, perjanjian jual beli gas (PJBG) antara Perusda Kabupaten Tarakan, Kaltim dengan PT Medco E&P Indonesia senilai US$ 34,06 juta. Dengan masa berlaku kontrak selama tiga tahun mulai 2009 dengan volume 547,5 miliar BTU. Terakhir di kelompok ini PT Pupuk Kujang Cikampek, Jawa Barat yang menandatangani kontrak pembelian gas dengan PT Pertamina EP senilai US$ 193,59 juta. Kontrak tersebut berdurasi tiga tahun dimana awal pengiriman mulai tahun ini dengan total volume 37.230 miliar BTU. "Harganya US$ 5,2 per MMBTU. Kami memasok 34 MMSCFD yang akan digunakan untuk memproduksi pupuk oleh Pupuk Kujang," ujar Mohammad Harun, Manajer Humas Pertamina EP, Kamis (22/1). Sementara, empat perjanjian jual beli elpiji yang ditandatangani pada forum tersebut adalah sales purchase agreement (SPA) antara PT Pertamina (Persero) dan ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd senilai US$ 172,9 juta. Dengan durasi kontrak mulai 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009, untuk volume 455.000 ton. Ditandatangani juga amandemen SPA PT Pertamina (Persero) dengan Petrochina International (Bermuda) Ltd senilai US$ 1,16 juta dengan durasi kontrak 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009 Lalu amandemen SPA PT Pertamina (Persero) dengan Petrochina International Jabung Ltd senilai US$ 182,4 juta dengan durasi kontrak 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009 dan amandemen SPA PT Pertamina (Persero) dengan Chevron Indonesia Company senilai US$ 18,34 juta dengan durasi kontrak 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2009. Dalam forum tersebut juga ditandatangani satu kontrak HOA pembangunan kilang elpiji antara PT Pertamina Gas dan PT Menara Mas Energi senilai US$ 30 juta. Serta dua kontrak pembelian gas Senoro antara PT Pertamina EP dengan PT Donggi Senoro LNG senilai US$ 600 juta dan konsorsium PT Pertamina EP dan PT Medco Tomori dan PT Donggi Senoro LNG senilai US$ 800 juta. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Purnomo Yusgiantoro memperkirakan seluruh kontrak tersebut dapat menyerap sekitar 2.100 tenaga kerja. "Jumlah komitmen investasinya lebih besar dibanding Indonesia China Energy Forum (ICEF) III akhir tahun lalu. Kalau dalam ICEF III hanya menghasilkan komitmen investasi Rp 35 triliun, dalam IndoGas ini sampai Rp 76 triliun," kata Purnomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie