JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) akan menutup 144 pintu perlintasan liar kereta api liar di wilayah daerah operasi (DAOP) I dengan anggaran Rp 2,16 miliar. Diharapkan penutupan perlintasan liar ini bisa mengurangi kecelakaan dan korban jiwa. “Sekarang ini kami baru menutup lima pintu perlintasan liar di lintasan kereta Jabodetabek, dan ini menjadi prioritas, karena penutupan ini demi keselamatan masyarakat juga,” ungkap Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemhub) Tundjung Inderawan di Jakarta, Rabu, (30/5). Menurut Tundjung, perlintasan liar di Patal Senayan atau sering disebut sebagai jembatan muda-mudi ini sangat berbahaya bagi perjalanan kereta api dan keselamatan. “Bulan ini saja, sudah ada empat orang yang tertabrak kereta dan keempatnya meninggal di perlintasan ini, makanya kami tutup dengan menambah pagar besi di badan jalan rel agar tidak rata dengan rel,” ujarnya. Pemerintah sendiri mencatat terdapat 144 perlintasan liar rel kereta di daerah operasi (Daop) I, yakni di perlintasan kereta Jakarta, Bogor, Sukabumi, Tanjung Priok, Cikampek, Tangerang, dan Merak. Namun secara total di sembilan Daop di wilayah Jawa yang dikelola PT KAI terdapat 410 perlintasan sebidang yang liar. Untuk Sumatera tercatat 208 perlintasan yang liar, sehingga total Jawa dan Sumatra mencapai 618 perlintasan liar. “Untuk penutupan satu perlintasan liar rel kereta membutuhkan dana Rp 15 juta, jadi kalau khusus Daop I butuh dana Rp 2,16 miliar karena ada 144 perlintasan,” kata dia. Untuk menutup perlintasan liar ini, lanjut Tundjung yang paling sulit diselesaikan adalah masalah sosialnya kepada masyarakat. “Untuk memberikan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat mengenai keselamatan ini cukup berat. Terutama agar tidak menyeberang dari rel kereta yang tidak dijaga palang pintu itu sangat berbahaya,” jelasnya. Dengan demikian, lanjut Tundjung, penutupan ke-144 perlintasan tidak dapat dilakukan seluruhnya pada tahun ini, karena pemerintah harus sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat agar tidak terjadi penolakan. “Untuk perlintasan ini sudah disosialisasi oleh PT KAI selama 10 hari, dan terus kita juga coba tempat yang lain,” kata dia. Senior Manager Security Daop I PT KAI Akhmad Sujadi, menambahkan, perlintasan di Patal Senayan yang tengah ditutup ini, terdapat 194 perjalanan kereta yang beroperasi selama 24 jam. Yakni 70% kereta rel listrik (KRL), kereta lokal Rangkas Bitung, kereta barang, kereta peti kemas pengangkut baja. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
144 perlintasan kereta api liar akan ditutup
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) akan menutup 144 pintu perlintasan liar kereta api liar di wilayah daerah operasi (DAOP) I dengan anggaran Rp 2,16 miliar. Diharapkan penutupan perlintasan liar ini bisa mengurangi kecelakaan dan korban jiwa. “Sekarang ini kami baru menutup lima pintu perlintasan liar di lintasan kereta Jabodetabek, dan ini menjadi prioritas, karena penutupan ini demi keselamatan masyarakat juga,” ungkap Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemhub) Tundjung Inderawan di Jakarta, Rabu, (30/5). Menurut Tundjung, perlintasan liar di Patal Senayan atau sering disebut sebagai jembatan muda-mudi ini sangat berbahaya bagi perjalanan kereta api dan keselamatan. “Bulan ini saja, sudah ada empat orang yang tertabrak kereta dan keempatnya meninggal di perlintasan ini, makanya kami tutup dengan menambah pagar besi di badan jalan rel agar tidak rata dengan rel,” ujarnya. Pemerintah sendiri mencatat terdapat 144 perlintasan liar rel kereta di daerah operasi (Daop) I, yakni di perlintasan kereta Jakarta, Bogor, Sukabumi, Tanjung Priok, Cikampek, Tangerang, dan Merak. Namun secara total di sembilan Daop di wilayah Jawa yang dikelola PT KAI terdapat 410 perlintasan sebidang yang liar. Untuk Sumatera tercatat 208 perlintasan yang liar, sehingga total Jawa dan Sumatra mencapai 618 perlintasan liar. “Untuk penutupan satu perlintasan liar rel kereta membutuhkan dana Rp 15 juta, jadi kalau khusus Daop I butuh dana Rp 2,16 miliar karena ada 144 perlintasan,” kata dia. Untuk menutup perlintasan liar ini, lanjut Tundjung yang paling sulit diselesaikan adalah masalah sosialnya kepada masyarakat. “Untuk memberikan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat mengenai keselamatan ini cukup berat. Terutama agar tidak menyeberang dari rel kereta yang tidak dijaga palang pintu itu sangat berbahaya,” jelasnya. Dengan demikian, lanjut Tundjung, penutupan ke-144 perlintasan tidak dapat dilakukan seluruhnya pada tahun ini, karena pemerintah harus sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat agar tidak terjadi penolakan. “Untuk perlintasan ini sudah disosialisasi oleh PT KAI selama 10 hari, dan terus kita juga coba tempat yang lain,” kata dia. Senior Manager Security Daop I PT KAI Akhmad Sujadi, menambahkan, perlintasan di Patal Senayan yang tengah ditutup ini, terdapat 194 perjalanan kereta yang beroperasi selama 24 jam. Yakni 70% kereta rel listrik (KRL), kereta lokal Rangkas Bitung, kereta barang, kereta peti kemas pengangkut baja. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News