KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah getol mendorong ekspansi ke arah digital perbankan alias digital banking. Ambil contoh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk alias BTPN. Dalam riset yang dilakukan oleh Mandiri Sekuritas (Mansek) akhir Rabu, (25/10) pekan lalu, BPTN tengah fokus menggodok transformasi perseroan ke arah digital dengan mendorong e-channel. Alih-alih mewujudkan hal itu, BTPN juga telah melakukan beragam perubahan organisasi, kantor cabang dan sumber daya manusia (SDM). Pihak BTPN juga sudah melakukan opsi pengembangan karir hingga pensiun sukarela karyawannya sejak bulan Agustus 2017 lalu. Mansek dalam analisisnya juga menyebut, pihak manajemen BTPN mengestimasi lewat program pengembangan karir dan pensiun sukarela ini akan mengurangi beban operasional mencapai Rp 700 miliar pada akhir kuartal IV 2017. Dus, selain efisiensi karyawan, BTPN disebut Mansek juga akan melakukan pengurangan lebih dari 40% kepala cabang perseroan. Tidak hanya itu, BTPN juga disebut berencana untuk memangkas sekitar 50% kantor cabang yang tersebar di Indonesia. Diharapkan, langkah efisiensi ini akan mampu mendongkrak pendapatan serta mengurangi biaya operasional sampai dengan tahun 2019 mendatang. Jika melihat laporan keuangan kuartal III 2017, BTPN memang terlihat sudah melakukan sejumlah pemangkasan. Paling tidak, sejak akhir Desember 2016 sampai akhir September 2017 pihaknya sudah mengurangi 1 kantor cabang utama, dan menutup 116 kantor cabang pembantu (KCP). Tapi di sisi lain, pihaknya justru menambah 49 ATM dan Teller Cash Recycler (TCR) dalam sembilan bulan terakhir menjadi 203 unit. Perseroan juga menambah 18 payent service point serta 1 kantor fungsional operasional (office channeling) sampai bulan September 2017. Sementara itu mengenai perihal pemangkasan kantor, ketika dimintai keterangan pihak BTPN masih enggan untuk berkomentar. Sebagai informasi, dari sisi kinerja sampai dengan kuartal III 2017 BTPN membukukan pertumbuhan satu digit. Tercatat, laba bersih perseroan turun 2% dari periode tahun lalu menjadi sebesar Rp 1,4 triliun. Penurunan tipis laba ini disebabkan karena pendapatan bunga bersih yang naik tipis 9% secara yoy. Selain itu, biaya operasional tercatat naik tipis 2% secara yoy. Selain itu dari sisi kredit, tercatat tumbuh sebesar 5% year on year (yoy) menjadi Rp 62,6 triliun. Adapun, total aset naik 9% secara yoy menjadi Rp 93,8 triliun. Sebelumnya, dalam pemberitaan yang dimuat Kontan.co.id, Senin (23/10) silam, Jerry NG, Direktur Utama BTPN bilang pihaknya mencatat investasi IT sampai September 2017 mencapai Rp 624 miliar. Angka ini diakuinya naik 77% secara tahunan. "Selama tiga tahun terakhir, kami telah menanamkan investasi lebih dari Rp 1,4 triliun untuk pengembangan platform digital," kata Jerry. Selain BTPN yang melakukan efisiensi PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga melakukan hal yang sama dengan melakukan penutupan kantor cabang pembantu konvensional dan Danamon Simpan Pinjam (DSP). Mengutip laporan keuangan kuartal III 2017, Bank Danamon sudah menutup sebanyak 153 kantor cabang pembantu konvensional dan DSP menjadi 1.048 kantor. Selain itu, bank bersandi emiten BDMN ini juga menutup kntor cabang utama (KCU) dan kantor cabang pembantu syariah sebanyak 4 kantor sejak akhir September 2016 hingga akhir September 2017 lalu menjadi sebanyak 10 kantor. Adapun, efisiensi yang dilakukan Bank Danamon juga berhasil menurunkan beban kantor secara gradual dari Rp 1,07 triliun menjadi Rp 1,01 triliun atau menghemat sekitar Rp 68 miliar. Menanggapi perihal efisiensi, Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan pihaknya memang tengah melakukan transformasi serta pengelolaan biaya operasional yang baik serta mengupayakan penurunan biaya kredit (cost of kredit) yang lebih rendah. "Strategi bisnis kami sudah pada jalurnya dan ke depan kami akan tetap fokus pada consumer, small, medium, enterprise banking, mortgage dan syariah. Kami akan terus melakukan reposisi terhadap peluang bisnis, produk dan distribusi agar terus tumbuh dan relevan terhadap kebutuhan pasar," jelas Vera kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10) lalu. Sekadar tambahan informasi, sampai dengan sembilan bulan pertama tahun 2017 Bank Danamon menyebut berhasil meraup laba bersih setelah pajak tumbuh 21% yoy menjadi Rp 3,03 triliun dibanding capaian periode yang sama thaun lalu Rp 2,51 triliun. Meski laba tumbuh dua digit, penyaluran kredit Bank Danamon hanya naik tipis sebesar 2% yoy menjadi Rp 126,88 triliun di kuartal III 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2 bank ini tutup puluhan kantor agar efisien
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah getol mendorong ekspansi ke arah digital perbankan alias digital banking. Ambil contoh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk alias BTPN. Dalam riset yang dilakukan oleh Mandiri Sekuritas (Mansek) akhir Rabu, (25/10) pekan lalu, BPTN tengah fokus menggodok transformasi perseroan ke arah digital dengan mendorong e-channel. Alih-alih mewujudkan hal itu, BTPN juga telah melakukan beragam perubahan organisasi, kantor cabang dan sumber daya manusia (SDM). Pihak BTPN juga sudah melakukan opsi pengembangan karir hingga pensiun sukarela karyawannya sejak bulan Agustus 2017 lalu. Mansek dalam analisisnya juga menyebut, pihak manajemen BTPN mengestimasi lewat program pengembangan karir dan pensiun sukarela ini akan mengurangi beban operasional mencapai Rp 700 miliar pada akhir kuartal IV 2017. Dus, selain efisiensi karyawan, BTPN disebut Mansek juga akan melakukan pengurangan lebih dari 40% kepala cabang perseroan. Tidak hanya itu, BTPN juga disebut berencana untuk memangkas sekitar 50% kantor cabang yang tersebar di Indonesia. Diharapkan, langkah efisiensi ini akan mampu mendongkrak pendapatan serta mengurangi biaya operasional sampai dengan tahun 2019 mendatang. Jika melihat laporan keuangan kuartal III 2017, BTPN memang terlihat sudah melakukan sejumlah pemangkasan. Paling tidak, sejak akhir Desember 2016 sampai akhir September 2017 pihaknya sudah mengurangi 1 kantor cabang utama, dan menutup 116 kantor cabang pembantu (KCP). Tapi di sisi lain, pihaknya justru menambah 49 ATM dan Teller Cash Recycler (TCR) dalam sembilan bulan terakhir menjadi 203 unit. Perseroan juga menambah 18 payent service point serta 1 kantor fungsional operasional (office channeling) sampai bulan September 2017. Sementara itu mengenai perihal pemangkasan kantor, ketika dimintai keterangan pihak BTPN masih enggan untuk berkomentar. Sebagai informasi, dari sisi kinerja sampai dengan kuartal III 2017 BTPN membukukan pertumbuhan satu digit. Tercatat, laba bersih perseroan turun 2% dari periode tahun lalu menjadi sebesar Rp 1,4 triliun. Penurunan tipis laba ini disebabkan karena pendapatan bunga bersih yang naik tipis 9% secara yoy. Selain itu, biaya operasional tercatat naik tipis 2% secara yoy. Selain itu dari sisi kredit, tercatat tumbuh sebesar 5% year on year (yoy) menjadi Rp 62,6 triliun. Adapun, total aset naik 9% secara yoy menjadi Rp 93,8 triliun. Sebelumnya, dalam pemberitaan yang dimuat Kontan.co.id, Senin (23/10) silam, Jerry NG, Direktur Utama BTPN bilang pihaknya mencatat investasi IT sampai September 2017 mencapai Rp 624 miliar. Angka ini diakuinya naik 77% secara tahunan. "Selama tiga tahun terakhir, kami telah menanamkan investasi lebih dari Rp 1,4 triliun untuk pengembangan platform digital," kata Jerry. Selain BTPN yang melakukan efisiensi PT Bank Danamon Indonesia Tbk juga melakukan hal yang sama dengan melakukan penutupan kantor cabang pembantu konvensional dan Danamon Simpan Pinjam (DSP). Mengutip laporan keuangan kuartal III 2017, Bank Danamon sudah menutup sebanyak 153 kantor cabang pembantu konvensional dan DSP menjadi 1.048 kantor. Selain itu, bank bersandi emiten BDMN ini juga menutup kntor cabang utama (KCU) dan kantor cabang pembantu syariah sebanyak 4 kantor sejak akhir September 2016 hingga akhir September 2017 lalu menjadi sebanyak 10 kantor. Adapun, efisiensi yang dilakukan Bank Danamon juga berhasil menurunkan beban kantor secara gradual dari Rp 1,07 triliun menjadi Rp 1,01 triliun atau menghemat sekitar Rp 68 miliar. Menanggapi perihal efisiensi, Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan pihaknya memang tengah melakukan transformasi serta pengelolaan biaya operasional yang baik serta mengupayakan penurunan biaya kredit (cost of kredit) yang lebih rendah. "Strategi bisnis kami sudah pada jalurnya dan ke depan kami akan tetap fokus pada consumer, small, medium, enterprise banking, mortgage dan syariah. Kami akan terus melakukan reposisi terhadap peluang bisnis, produk dan distribusi agar terus tumbuh dan relevan terhadap kebutuhan pasar," jelas Vera kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10) lalu. Sekadar tambahan informasi, sampai dengan sembilan bulan pertama tahun 2017 Bank Danamon menyebut berhasil meraup laba bersih setelah pajak tumbuh 21% yoy menjadi Rp 3,03 triliun dibanding capaian periode yang sama thaun lalu Rp 2,51 triliun. Meski laba tumbuh dua digit, penyaluran kredit Bank Danamon hanya naik tipis sebesar 2% yoy menjadi Rp 126,88 triliun di kuartal III 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News