2 Tokoh Ini Bersaing Merebutkan Kursi Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang akan datang menarik perhatian global, terutama dengan munculnya dua calon potensial: Sebastian Coe, Presiden World Athletics, dan Juan Antonio Samaranch Jr., Wakil Presiden IOC asal Spanyol.

Kedua tokoh ini bersaing untuk posisi tertinggi dalam organisasi multi-olahraga terbesar di dunia. Namun, aturan ketat pemilihan dan batas usia yang diberlakukan oleh IOC menjadi faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan pada tahun 2025.

Kandidat Utama: Sebastian Coe dan Juan Antonio Samaranch Jr.

Sebastian Coe, mantan juara Olimpiade asal Inggris yang kini berusia 67 tahun, serta Juan Antonio Samaranch Jr., putra dari mantan Presiden IOC, Juan Antonio Samaranch Sr., yang berusia 64 tahun, adalah dua kandidat yang diprediksi kuat untuk menduduki kursi presiden IOC.


Baca Juga: Atlet Tenis Meja Korut Terancam Dihukum Setelah Selfie dengan Lawannya dari Korsel

Coe, yang menjadi anggota IOC sejak tahun 2020 melalui perannya sebagai Presiden World Athletics, dikenal dengan kepemimpinannya yang solid di dunia olahraga internasional.

Sementara itu, Samaranch Jr., dengan latar belakang keluarganya yang kuat dalam organisasi IOC, memiliki pengaruh yang signifikan dan pengalaman panjang di dalam tubuh IOC.

Kedua calon ini memenuhi kualifikasi untuk mencalonkan diri sebagai Presiden IOC, namun tantangan utama mereka bukan hanya memenangkan pemilihan, tetapi juga mematuhi aturan keanggotaan dan batas usia yang berlaku.

Batas Usia dan Keanggotaan IOC

Surat dari Ketua Komisi Etik IOC, Ban Ki-moon, yang dikirim kepada seluruh anggota minggu ini, menekankan aturan bahwa presiden IOC harus tetap menjadi anggota IOC sepanjang masa jabatannya.

Batas usia keanggotaan IOC adalah 70 tahun, dengan satu kemungkinan perpanjangan hingga empat tahun. Masa jabatan pertama seorang presiden IOC adalah delapan tahun, yang berarti bahwa baik Coe maupun Samaranch, jika terpilih, akan melampaui batas usia tersebut selama masa jabatan pertama mereka.

Baca Juga: Anggaran Belanja Olimpiade Paris Jauh Lebih Rendah dari Olimpiade Lalu

Aturan ini, meskipun tidak langsung menjadi penghalang bagi pencalonan mereka saat ini, dapat menjadi hambatan dalam masa kepresidenan mereka di kemudian hari.

Misalnya, jika Coe kehilangan posisinya sebagai Presiden World Athletics, yang terkait dengan keanggotaannya di IOC, ia bisa kehilangan status sebagai anggota IOC, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kelangsungan jabatannya sebagai Presiden IOC.

Kemungkinan Perubahan Aturan

Meskipun aturan ini cukup ketat, sejarah menunjukkan bahwa Presiden IOC memiliki kemampuan untuk mendorong perubahan aturan dengan relatif mudah, baik melalui keputusan dewan eksekutif maupun perubahan Piagam Olimpiade.

Oleh karena itu, jika salah satu dari Coe atau Samaranch terpilih, mereka masih memiliki peluang untuk merubah aturan keanggotaan atau batas usia selama masa jabatan mereka.

Baca Juga: Ini Deretan Negara yang Pernah Dilarang Berpartisipasi dalam Perhelatan Olimpiade

Pemilihan presiden baru akan berlangsung pada Maret 2025 di Olympia, Yunani, tempat Olimpiade kuno berasal. Presiden IOC yang baru akan memulai tugasnya pada Juni 2025, setelah proses transisi yang diharapkan berjalan mulus.

Pengumuman resmi daftar kandidat yang memenuhi syarat akan dilakukan oleh IOC pada 16 September, yang akan menjadi titik awal kampanye menuju kursi tertinggi dalam olahraga internasional ini.

Editor: Handoyo .