2.556 KK korban Merapi bersedia direlokasi



JAKARTA. Hingga saat ini dari 3.632 Kepala Keluarga (KK) korban erupsi dan lahar dingin Gunung Merapi yang sudah bersedia direlokasi mencapai 2.556 KK. Sedangkan masyarakat yang menolak relokasi sebanyak 1.076 KK. Masyarakat tersebut tinggal di daerah rawan tinggi dari bencana di Kabupaten Sleman (DIY), Klaten dan Magelang (Jateng).

Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan di kabupaten Sleman dari 2.721 KK yang lolos kriteria untuk memperoleh hunian tetap, 2.129 KK bersedia relokasi. "Sedangkan 592 KK tidak mau direlokasi," katanya Jumat (19/10). 

Masyarakat yang tidak mau direlokasi berasal dari 5 desa, yaitu Desa Umbulharjo (138 KK), Kepuharjo (40 KK), Glagaharjo (384 KK), Argomulyo (29 KK) dan SIndumartani (1 KK). Saat ini hunian tetap yang telah terbangun 1.675 unit atau 79%  dari rencana 2.129 unit bagi masyarakat di Sleman. Semua perihal relokasi warga korban erupsi Gunung Merapi di Sleman telah ditetapkan dalam Surat Bupati Sleman Nom 361/2944 tanggal 28-9-2012.


Sedangkan di Jateng sesuai surat Gubernur Jateng No. 360/18319 tanggal 20-9-2012 tentang relokasi warga Klaten dan Magelang dilaporkan 165 KK semuanya menolak relokasi. Di Magelang yang bersedia direlokasi 427 KK dari 746 KK, di mana 230 KK relokasi mandiri kelompok, 103 KK relokasi mandiri perorangan, dan 94 KK dalam proses negosiasi calon lokasi.

Terkait dengan hal itu BNPB dan Pemda menyiapkan sarana dan prasarana pengelolaan kawasan rawan bencana dengan membuatkan jalur evakuasi, sistem peringatan dini, membangun tempat evakuasi sementara dan sebagainya. Masyarakat yang tidak mau relokasi meskipun tinggal di daerah rawan bencana Merapi terkait masalah sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Hidup harmoni dengan risiko bencana disiapkan untuk hal itu.

"Rehabilitasi dan rekonstruksi Gunung Merapi masih dilaksanakan hingga saat ini,” ujar Sutopo. Lima bidang program rehabilitasi dan rekonstruksi yang sedang dibangun yaitu bidang perumahan dan relokasi pertanahan, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial, dan lintas sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: