KONTAN.CO.ID - Demam AI memicu gelombang unicorn baru di seluruh dunia.

Informasi saja, istilah unicorn merujuk kepada industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Sejauh ini di tahun 2025, setidaknya 36 perusahaan telah lahir di bidang teknologi, mulai dari perusahaan robotika Dexterity hingga Thinking Machines, yang didirikan oleh mantan eksekutif OpenAI, Mira Murati. 

Puluhan Ribu Mitra Gojek-GoPay Raih Penghargaan, Ini Alasannya!

Meskipun perusahaan yang berfokus pada AI meraup pendanaan terbanyak, pemain terkemuka di bidang blockchain hingga teknologi kesehatan menembus angka valuasi US$ 1 miliar tahun ini.

Mengutip data Visual Capitalist yang dirilis pada 1 Agustus 2025, saat ini, AS merupakan rumah bagi dua unicorn terbesar di dunia, SpaceX (bernilai US$ 350 miliar) dan OpenAI (US$ 300 miliar).

Baca Juga: 30 Perusahaan Unicorn Paling Berharga Dunia Tahun 2025, Ada yang dari Indonesia

Secara keseluruhan, terdapat 793 unicorn di Amerika, dengan Thinking Machines baru-baru ini menjadi berita utama dengan valuasi US$ 10 miliar yang mencengangkan. Dengan investor termasuk Nvidia dan a16z, perusahaan AI ini baru diluncurkan enam bulan yang lalu.

China menjadi pusat unicorn terbesar kedua di dunia, dengan total 284 unicorn. Induk perusahaan TikTok, ByteDance, menempati peringkat ketiga unicorn paling berharga secara global. Sementara itu, Ant Group menyusul di posisi keempat, berkat dominasinya di bidang pembayaran seluler.

Melengkapi lima besar adalah Reliance Retail dari India, senilai US$ 100 miliar—sebuah unit ritel di bawah konglomerat Reliance Industries. Dengan 88 unicorn, India merupakan pusat unicorn terbesar ketiga di dunia yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan optimisme investor yang melonjak.