KONTAN.CO.ID - Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia hari ini menyelenggarakan Webinar “Kolaborasi untuk Gizi yang lebih Baik” untuk merayakan 20 tahun kiprah GAIN secara global dalam mengatasi malnutrisi. Selama 20 tahun terakhir, GAIN telah bekerja sama dengan pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk ikut serta mengubah sistem pangan menjadi lebih baik sehingga dapat memberikan lebih banyak makanan bergizi untuk semua orang, terutama kepada kelompok yang paling rentan. Saat ini, GAIN yang berkantor pusat di Swiss memiliki kantor perwakilan di 12 negara yaitu Indonesia, India, Ethiopia, Bangladesh, Kenya, Mozambique, Nigeria, Pakistan, Tanzania, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, GAIN beroperasi sejak tahun 2013 melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI yang meliputi program fortifikasi minyak goreng dengan Vitamin A dan iodisasi garam, perbaikan gizi pada 1,000 hari pertama kehidupan, dan perbaikan gizi remaja melalui edukasi gizi remaja. Kerjasama lainnya yaitu peningkatan akses pangan bergizi melalui pengurangan susut paska panen dan tata kelola gizi di perkotaan dan peningkatan lingkungan kondusif untuk konsumsi gizi seimbang Dalam webinar ini, GAIN merefleksikan bahwa untuk mencapai gizi yang lebih baik di Indonesia membutuhkan kolaborasi yang kuat dengan berbagai stakeholders yaitu pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Civil Society Organization, perusahaan swasta, akademisi dan komunitas masyarakat. Hal ini diperjelas melalui pernyataan yang diberikan stakeholders yang sudah bekerja sama dengan GAIN di Indonesia. Kegiatan untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia, salah satunya melalui pendekatan Emodemo (emotion-demostration). Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Bambang Hariyono mengatakan pendekatan Emodemo ini bisa diterima dengan baik dan direplikasi di 5 kabupaten di Jawa Timur. Hal itu karena penyuluhan melalui pendekatan EmoDemo pesannya sederhana mudah diingat dan dipahami oleh ibu hamil, ibu dan balita. Pendekatan Emodemo juga sifatnya partisipatif sehingga melibatkan emosi dari balita dan ibu hamil serta menyenangkan. Selain itu, pendekatan Emodemo efektif sekitar 20 menit sehingga tidak banyak menyita waktu. “Pendekatan Emodemo ini senantiasa dievaluasi setiap periodik oleh GAIN di tingkat provisi, kabupaten dan kota sehingga bisa diperbaiki hal-hal yang kurang selama pelaksanaan bisa ditingkatkan,” tutur Bambang. Terkait dengan remaja yang menjadi bagian dari 27.94% populasi penduduk Indonesia, GAIN telah melakukan perbaikan gizi remaja melalui edukasi dan diseminasi praktik cerdas promosi gizi berbasis sekolah bekerja sama dengan SEAMEO REFCON. Peneliti Senior SEAMEO REFCON, Helda Khusun menerangkan kunci penting dimulainya kerjasama baik dengan GAIN maupun mitra lain adalah adanya komunikasi yang intensif. “Dari komunikasi itu kita jadi tahu apa yang menjadi konsen semua pihak dan dapat dilakukan bersama-sama,” tutur Helda. Sementara itu untuk meningkatkan akses pangan bergizi melalui pengurangan susut pasca panen, GAIN bekerja sama dengan Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI). Permasalahan susut dan limbah pangan di Indonesia masih sangat besar, salahnya satunya pada komoditi perikanan. Untuk itu GAIN bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membentuk Indonesia Postharvest Loss Alliance for Nutrition (I-PLAN). Program yang pelaksanaan dibawah koordinasi JP2GI ini berhasil memenangkan Dubai International Award ke-12 untuk kategori Sustaining Program Food System. Menurut Sunan, hal itu tak lepas dari dukungan peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan mitra swasta termasuk GAIN. “Berkat kolaborasi ini, JP2GI bisa memiliki program yang positif dan bisa terlaksana dengan baik,” tuturnya. Ke depan, JP2GI akan memperluas jejaring, serta cakupan wilayah dan kegiatan . “Jika sebelumnya kami berfokus pada ikan, untuk selanjutnya kita akan mencakup komoditas lain di Indonesia yang perlu dikurangi susut dan limbah pangannya.” Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Ni Made Diah Permata Laksmi mengapresiasi dukungan GAIN karena permasalahan gizi di Indonesia masih sangat banyak. “Hal ini tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja tetapi perlu kolaborasi dengan banyak pihak dan mitra, termasuk dukungan dari GAIN sangat kita butuhkan,” tutur Diah. Sehubungan dengan permasalahan gizi ini, Kemenkes berkomitmen untuk menurunkan prevelensi Balita stunting dari 24% menjadi 14% melalui berbagai program prioritas yang dimulai dengan memperhatikan kondisi masa sebelum kehamilan, masa kehamilan, dan kondisi balita setelah lahir.
Diah berharap kolaborasi-kolaborasi yang didukung oleh GAIN Internasional maupun GAIN Indonesia mohon bisa mendukung program-program prioritas untuk menurunkan prevelensi Balita stunting. Hal ini juga didukung oleh Ibu Agnes Mallipu sebagai Country Director GAIN Indonesia yang menyatakan bahwa Tentang GAIN : The Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) adalah organisasi international berbasis di Swiss yang didirikan tahun 2002 pada saat Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mengatasi malnutrisi. GAIN memiliki visi dunia tanpa malnutrisi, dimana semua orang, terutama mereka yang paling rentan, memiliki akses untuk mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi.
Baca Juga: UNICEF Peringatkan Ancaman Bencana Malnutrisi Anak Akibat Perang Ukraina Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti