KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kita kini tengah memperingati 20 tahun gerakan reformasi di Indonesia. Kendati demikian, terdapat dua masalah utama yang masih menjadi sorotan dalam demokrasi pasca reformasi 1998. Dua masalah tersebut berkaitan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia. "Hanya penyakitnya dua kalau otonomi, inefisiensi dan korupsi," ujar Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Na Endi Jaweng. Robert bilang, manajemen fiskal di daerah harus dilakukan dengan baik. Pasalnya, saat ini sebesar 53% dana pemerintah berputar di daerah.
20 tahun reformasi: Inefisiensi dana daerah dan korupsi masih jadi sorotan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kita kini tengah memperingati 20 tahun gerakan reformasi di Indonesia. Kendati demikian, terdapat dua masalah utama yang masih menjadi sorotan dalam demokrasi pasca reformasi 1998. Dua masalah tersebut berkaitan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia. "Hanya penyakitnya dua kalau otonomi, inefisiensi dan korupsi," ujar Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Na Endi Jaweng. Robert bilang, manajemen fiskal di daerah harus dilakukan dengan baik. Pasalnya, saat ini sebesar 53% dana pemerintah berputar di daerah.