200 WNI setiap tahun bisa magang di Australia lewat IA-CEPA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEA) tidak hanya menyangkut perdagangan barang namun juga menyepakati kerja sama dalam bentuk jasa.

Pengembangan kerjasama jasa tersebut terdiri dari beberapa hal yakni: (1) Work and Holiday Visa, kuota sebanyak 4100 orang dengan kenaikan kuota 5% per tahun sampai dengan 5000 orang. (2)Pertukaran tenaga kerja antar perusahaan Indonesia dengan Australia dalam rangka transfer of knowledge. (3)Kemitraan pendidikan tinggi dan vokasi dalam rangka menginkatkan daya saing medium dan high skilled worker Indonesia.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (kemendag) Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan bahwa kerja sama tersebut juga mencakup program magang untuk 200 WNI per tahun.


Program tersebut ditujukan untuk sembilan sektor tenaga kerja profesional pendidikan, pariwisata, telekomunikasi, infrastruktur, kesehatan, energi, pertambangan, keuangan dan informasi dan teknologi komunikasi. Semuanya berada langsung di bawah program Vocational, Education and Training (VET).

"Ada kesempatan 200 orang per tahun magang ke Australia, itu langsung di VET, di bawah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)." ujar Made menjelaskan.

Kemitraan ini merupakan medium term untuk meningkatkan investasi di bidang pendidikan tinggi dan vokasional. Kerja sama ini diharapakan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan keterampilan tenaga kerja Indonesia. Hal ini disebut sesuai dengan fokus dari Presiden Jokowi untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

"Kita ingin meningkatkan kompetitif, bagaimana kita bisa mempunyai daya saing. Jika barang bagus pasti dibeli, sama juga dengan tenaga kerja" ujar Made menganalogikan.

Di akhir Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemedag), menyatakan bahwa IA-CEPA tidak hanya fokus pada perdagangan barang, tapi juga sektor jasa, investasi dan kerja sama.

Ia memperkirakan pada bulan November perjanjian tersebut rampung dan dapat dijalankan. "Masih ada waktu dua bulan lagi sampai penandatanganan perjanjian itu tapi dari sekarang kita mulai sosialisasi" pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto