2008, Realisasi Impor CBU Naik 24,1%



JAKARTA. Sepertinya tak ada kata krisis bagi sebagian konsumen mobil kelas atas Indonesia. Buktinya, konsumsi mobil impor di dalam negeri masih cukup tinggi. Ini terlihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) yang menyebutkan realisasi impor mobil dalam keadaan utuh atau dikenal sebagai completely built up vehicle (CBU) pada 2008 tercatat naik 24,1% atau sebanyak 17.534 unit dari sebelumnya 55.112 unit di 2007 menjadi 72.646 unit.

Naiknya impor CBU seiring terjadinya lonjakan pasar mobil di 2008. Pada tahun lalu, pasar mobil naik dari 433.341 unit di 2007 menjadi 603.774 unit. "Jadi kenaikan impor seiring naiknya penjualan mobil. Di mana impor CBU juga naik karena masih banyak jenis-jenis mobil tertentu yang belum diproduksi di dalam negeri," kata Sekretaris Jendral Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Freddy Soetrisno, Rabu (5/2).

Jenis mobil impor yang paling banyak masuk ke Indonesia dari Thailand adalah sedan. Selain Thailand, impor mobil ke Indonesia antara lain berasal dari Korea, Jepang, China, Malaysia dan beberapa negara Uni Eropa. "Kenapa masih ada impor karena ada beberapa jenis mobil yang belum diproduksi di dalam negeri. Sehingga, pasar juga yang menentukan untuk impor mobil ini," katanya.


Selain itu, secara nasional, Freddy mengungkapkan, perkiraan-perkiraan sebelumnya tentang penjualan mobil tahun ini akan turun sebesar 30% dari sekitar 600.000 unit menjadi 400.000 unit. Meski begitu, pada tahun ini beberapa produsen yang sudah mempunyai rencana investasi kemungkinan akan tetap menjalankannya sesuai target awal mereka.

Selain impor, data Gaikindo juga menyebutkan tentang ekspor mobil CBU yang mengalami kenaikan dari 60.267 unit pada 2007 menjadi 100.982 unit di tahun 2008. Sementara, ekspor mobil dalam bentuk terurai atau completely knocked down (CKD) turun menjadi 103.710 unit dari sebelumnya 105.642 unit di 2007.

Sementara itu, Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Departemen Perindustrian (Depperin) Panggah Susanto mengakui, besaran produk impor seiring dengan jumlah penjualan mobil di dalam negeri. Artinya, bila penjualan naik maka impor ikut naik. Demikian pula sebaliknya. Khusus tahun ini, Depperin juga meramalkan mobil impor bakal anjlok seiring penurunan penjualan mobil domestik. "Tapi kita belum tahu berapa penurunan itu bakal terjadi," ujar Panggah.

Tak hanya sebagai pengimpor, Panggah menilai, Indonesia berpeluang menjadi eksportir. Itu karena saat ini Indonesia banyak dipilih prinsipal mobil dunia sebagai basis produksi mobil, khususnya jenis multi purpose vehicle (MVP) dan truk ringan (light truck).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie