JAKARTA. Melorotnya harga komoditas turut memukul kinerja sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor ini. Meski demikian, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tetap optimis bakal membukukan pertumbuhan kinerja. Di tahun kerbau ini, emiten bersandi BYAN ini menargetkan bisa mencapai pendapatan sebesar Rp 6 triliun sampai Rp 6,5 triliun, atau tumbuh sebesar 20%-40% dibandingkan estimasi pendapatan di tahun 2008 yang diperkirakan sebesar Rp4,5 triliun sampai Rp 5 triliun. Jenny Quantero, Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources sangat optimis target tersebut bakal tercapai karena didukung oleh rencana kenaikan volume produksi 2009 sebesar 56% menjadi 9,5 juta metrik ton dari produksi tahun lalu yang sebesar 6,1 juta metrik ton (Mt). Dengan demikian, volume penjualan 2009 pun bakal meningkat menjadi 10 juta Mt dari sebelumnya hanya sebesar 6,7 juta Mt di 2008. "Ini dikarenakan ada beberapa tambang baru yang mulai beroperasi di 2009," tutur Jenny. Untuk menutupi kekurangan volume produksi, BYAN akan melakukan pembelian batubara dari pihak ketiga sebesar 600 ribu Mt. BYAN perlu menutupinya lantaran sudah melakukan kontrak penjualan di tahun sebelumnya. "Permintaan dari Eropa, Jepang, Taiwan, Korea dan India menguat," lanjutnya. Di tahun 2009 ini, BYAN memprediksi harga jual rata-rata batubaranya akan berada di kisaran US$ 60-US$65 per Mt, sedikit menurun dari harga jual rata-rata di tahun 2008 yang sebesar US$74,7 per Mt. Namun, BYAN menghitung pendapatan bakal tertolong dari turunnya biaya produksi akibat turunnya harga minyak menjadi sebesar US$ 50-US$55 per Mt dari sebelumnya US$ 67 per Mt di 2008 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2009, BYAN Bidik Pendapatan Hingga Rp 6,5 Triliun
JAKARTA. Melorotnya harga komoditas turut memukul kinerja sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor ini. Meski demikian, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tetap optimis bakal membukukan pertumbuhan kinerja. Di tahun kerbau ini, emiten bersandi BYAN ini menargetkan bisa mencapai pendapatan sebesar Rp 6 triliun sampai Rp 6,5 triliun, atau tumbuh sebesar 20%-40% dibandingkan estimasi pendapatan di tahun 2008 yang diperkirakan sebesar Rp4,5 triliun sampai Rp 5 triliun. Jenny Quantero, Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources sangat optimis target tersebut bakal tercapai karena didukung oleh rencana kenaikan volume produksi 2009 sebesar 56% menjadi 9,5 juta metrik ton dari produksi tahun lalu yang sebesar 6,1 juta metrik ton (Mt). Dengan demikian, volume penjualan 2009 pun bakal meningkat menjadi 10 juta Mt dari sebelumnya hanya sebesar 6,7 juta Mt di 2008. "Ini dikarenakan ada beberapa tambang baru yang mulai beroperasi di 2009," tutur Jenny. Untuk menutupi kekurangan volume produksi, BYAN akan melakukan pembelian batubara dari pihak ketiga sebesar 600 ribu Mt. BYAN perlu menutupinya lantaran sudah melakukan kontrak penjualan di tahun sebelumnya. "Permintaan dari Eropa, Jepang, Taiwan, Korea dan India menguat," lanjutnya. Di tahun 2009 ini, BYAN memprediksi harga jual rata-rata batubaranya akan berada di kisaran US$ 60-US$65 per Mt, sedikit menurun dari harga jual rata-rata di tahun 2008 yang sebesar US$74,7 per Mt. Namun, BYAN menghitung pendapatan bakal tertolong dari turunnya biaya produksi akibat turunnya harga minyak menjadi sebesar US$ 50-US$55 per Mt dari sebelumnya US$ 67 per Mt di 2008 lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News