2009, Pemerintah Tutup Keran Ekspor Pupuk Urea



JAKARTA. Angin segar menghembusi PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Keinginan PIM agar tak mengekspor pupuk urea bakal terkabul. Pasalnya, pemerintah berencana menutup keran ekspor pupuk urea pada 2009. Pertimbangannya, investasi sektor perkebunan yang marak ternyata membikin permintaan pupuk urea di dalam negeri melejit.

“Kebutuhan dalam negeri pasti naik. Apalagi sekarang ini perkebunanan-perkebunan makin banyak,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan (Depdag) Diah Maulida, Kamis (9/10).

Diah mengakui, pada 2007 ekspor pupuk urea cukup besar. Namun, banyaknya keluhan petani tentang kelangkaan pupuk membuat pemerintah mengambil kebijakan membatasi ekspor. Alhasil, pada 2008 pemerintah hanya membolehkan PIM saja yang mengekspor pupuk urea sebesar 200.000 ton. Sedangkan para produsen lain harus memenuhi kebutuhan dalam negeri.


Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT PIM Usman Mahmud mengaku, PIM berharap pemerintah mengizinkan agar PIM lebih fokus menjual pupuknya ke dalam negeri. Soalnya, harga dan permintaan di dalam negeri sangat menjanjikan.

Tahun 2009, PIM berencana menaikkan jumlah produksi dari 200.000 ton menjadi 245.000 ton. Setelah itu, pemerintah memastikan PIM mendapatkan kembali pengalihan gas (swap) dari PT Pupuk Kalimantan Timur sebanyak 3 kargo.

Diah mengimbuhkan, selain masalah pembatasan ekspor urea, impor pupuk untuk jenis selain urea juga diperkirakan naik. Perkebunan yang tumbuh selama ini tidak hanya membutuhkan pupuk urea saja tapi juga jenis lain seperti ZA. “Banyak dari swasta yang meminta impor urea karena perkebunan kita meluas,” katanya.

Nah, melihat ekspansi perkebunan yang sedemikian besar di Indonesia, Diah tak yakin bakal ada ada ekspor pupuk urea lagi. Apalagi, harga gas yang mahal membikin harga pupuk dari dalam negeri tak sekompetitif pupuk luar negeri. Karenanya, hitungan di atas kertas menyebutkan bahwa pasar pupuk dalam negeri pada 2009 akan lebih menjanjikan bagi produsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: