2009, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Melambat



SINGAPURA. Pertumbuhan ekonomi Malaysia kemungkinan terjungkal ke level yang cukup rendah sepanjang delapan tahun terakhir ini pada tahun 2009 karena surplus perdagangan semakin sempit di tengah lambatnya permintaan ekspor dan rendahnya harga-harga komoditi. Hal ini diungkapkan oleh Morgan Stanley. Salah satu negara di Asia Tenggara ini kemungkinan hanya tumbuh 0,5%, lebih kecil dari sepersepuluh dari 5,5% seperti yang diprediksikan pada tahun 2008. Ekonom Morgan Stanley yang dipimipin oleh Deyi Tan mencatat angka tersebut kemarin. Sementara itu pemerintah mengharapkan pertumbuhan ekonomi di negeri jiran ini sebesar 3,5% pada tahun 2009. Perekonomian senilai US$ 181 miliar tumbuh di Malaysia di level yang cukup lambat di kuartal terakhir selama tiga tahun ini; kemudian mendesak bank sentral untuk memangkas suku bunganya untuk yang pertama kalinya sejak 2003 pada 24 November 2008 lalu. Pemerintah Malaysia mengumumkan rencananya untuk menggelindingkan proyek publik senilai 7 miliar ringgit atau setara dengan US$ 2 miliar untuk menyokong pertumbuhan. “Selagi kita tidak memikirkan bagaimana defisit perdagangan tahun depan di Malaysia, kita mengharapkan surplus perdagangan akan semakin sempit. Hal ini akan menghancurkan penopang pertama dari tiga penopang pertumbuhan perdagangan Malaysia, sumber komoditi dan genjotan untuk meledakkan fiskal.” kata ekonom. Menurut prediksi Morgan Stanley, surplus perdagangan Malaysia kemungkinan akan semakin sempit menjadi 17,1% dari GDP tahun depan, dari 20,6% tahun ini.


Editor: