JAKARTA. Krisis ekonomi menyebabkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tidak berani memasang target tinggi. Bahkan, pengembang properti ini menargetkan pendapatan tahun ini hanya mencapai Rp 1,18 triliun.Pendapatan itu sama saja turun 7% dari pendapatan tahun lalu yang Rp 1,27 triliun. "Pendapatan turun karena ekspansi kami juga tidak bisa gencar," kata Yohanes Mardjuki, Direktur Utama Summarecon, kemarin (1/7).Sumber pendapatan itu antara lain dari penjualan rumah. Dari sini, SMRA menargetkan Rp 800 miliar. Selain itu, target pendapatan dari penyewaan sebesar Rp 380 miliar. Hingga Juni 2009, SMRA mengaku telah meraup pendapatan dari penjualan awal atau pre-sales sekitar Rp 400 miliar.Tahun ini, SMRA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) dari kas internal sebesar Rp 100 miliar. Capex ini akan dipakai untuk pengembangan Rubby Residence di Serpong serta Ebony Residence dan Grand Orchard di Kelapa Gading.Berbekal rencana itu, SMRA berharap bisa membagi dividen lebih tinggi tahun depan. Kemarin, SMRA menetapkan porsi dividen Rp 19,31 miliar atau 20,5% dari laba bersih 2008. Dividen itu setara Rp 3 per saham, turun dari dividen tahun sebelumnya yang mencapai Rp 11 per saham.Maklum, tahun lalu, laba bersih SMRA turun 41,11%, dari Rp 159,8 miliar pada 2007 menjadi Rp 94,1 miliar. Penurunan laba ini akibat beban bunga yang membengkak 35,73% menjadi Rp 72,02 miliar serta kerugian kurs yang melejit 232,7% menjadi Rp 3,09 miliar. "Dengan inflasi dan BI Rate yang terus turun, kami berharap kejadian tahun lalu tidak terulang lagi tahun ini," ujar Yohannes.Bahkan, jika bunga kredit properti turun, SMRA mungkin berani menaikkan target pendapatannya. Pekan ini, harga saham SMRA berhasil naik Rp 10 atau 2,6% menjadi Rp 390 per saham (1/7).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2009, SMRA Patok Pendapatan Rp 1,18 T
JAKARTA. Krisis ekonomi menyebabkan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tidak berani memasang target tinggi. Bahkan, pengembang properti ini menargetkan pendapatan tahun ini hanya mencapai Rp 1,18 triliun.Pendapatan itu sama saja turun 7% dari pendapatan tahun lalu yang Rp 1,27 triliun. "Pendapatan turun karena ekspansi kami juga tidak bisa gencar," kata Yohanes Mardjuki, Direktur Utama Summarecon, kemarin (1/7).Sumber pendapatan itu antara lain dari penjualan rumah. Dari sini, SMRA menargetkan Rp 800 miliar. Selain itu, target pendapatan dari penyewaan sebesar Rp 380 miliar. Hingga Juni 2009, SMRA mengaku telah meraup pendapatan dari penjualan awal atau pre-sales sekitar Rp 400 miliar.Tahun ini, SMRA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) dari kas internal sebesar Rp 100 miliar. Capex ini akan dipakai untuk pengembangan Rubby Residence di Serpong serta Ebony Residence dan Grand Orchard di Kelapa Gading.Berbekal rencana itu, SMRA berharap bisa membagi dividen lebih tinggi tahun depan. Kemarin, SMRA menetapkan porsi dividen Rp 19,31 miliar atau 20,5% dari laba bersih 2008. Dividen itu setara Rp 3 per saham, turun dari dividen tahun sebelumnya yang mencapai Rp 11 per saham.Maklum, tahun lalu, laba bersih SMRA turun 41,11%, dari Rp 159,8 miliar pada 2007 menjadi Rp 94,1 miliar. Penurunan laba ini akibat beban bunga yang membengkak 35,73% menjadi Rp 72,02 miliar serta kerugian kurs yang melejit 232,7% menjadi Rp 3,09 miliar. "Dengan inflasi dan BI Rate yang terus turun, kami berharap kejadian tahun lalu tidak terulang lagi tahun ini," ujar Yohannes.Bahkan, jika bunga kredit properti turun, SMRA mungkin berani menaikkan target pendapatannya. Pekan ini, harga saham SMRA berhasil naik Rp 10 atau 2,6% menjadi Rp 390 per saham (1/7).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News