JAKARTA. Buntut krisis finansial global masih akan berlanjut di 2009. Kontraktor masih tetap akan mengalami sepinya order akibat banyaknya proyek infrastruktur swasta yang tertunda bahkan hingga batal sama sekali. Akibvatnya jumlah proyek swasta paling banter sebanyak 30 % saja. Tapi tidak untuk proyek infrastruktur pemerintah. Diperkirakan proyek infrastruktur pemerintah akan tersedia hingga 70 % di tahun 2009. Padahal biasanya porsi antara proyek pemerintah dan swasta itu hampir sama yaitu 50 %- 50 %. “Di tengah situasi sulit ini, masing-masing kontraktor akan fokuss pada proyek pemerintah,” kata Corporate Secretary Adhi Karya, KUrnadi Sularso, Minggu (4/1) di Jakarta. Salah satu indikasinya adalah kenaikan angggaran infrastruktur pemerintah di tahun ini yang naik cukup signifikan sekitar Rp 100 triliun.Malah anggaran Departemen Pekerjaan Umum saja bakal mengucur Rp 36 triliun di 2009 bila dibandingkan dengan 2008 sekitar Rp 25 triliun. Makanya dengan meningkatnya proyek pemerintah itu, Adhi Karya menargetkan pertumbuhan infrastruktur sekitar 15 % di 2009. Ini berdasarkan beberapa proyek carry over alias yang masih akan berlanjut dan selesai di 2009. Misalnya saja pengerjaan seksi II jalur tol Kancid-Pejagan sepanjang 3,2 km yang menelan biaya Rp 900 miliar. “Kami optimis dari sector pemrintah, akan menyumbangkan pemasukan sekitar Rp 8 triliun,” tandasnya. Selain proyek tersebut, Adhi Karya juga akan mengerjakan proyek pengadaan Tabung Gas LPG 3 kg dengan nilai kontrak Rp1,6 triliun, pembangunan PLTU Lampung 2x100 MW dengan nilai kontrak Rp2 triliun) dan proyek Pemkab Bandung dengan nilai kontrak Rp335 miliar. Tidak hanya itu saja, Adhi Karya juga akan menyasar dua proyek pembangunan infrastruktur di Timur Tengah. Pertama adalah pembangunan apartemen dan shopping mall di Oman yang bernama Tilal Complex El Khuwair yang bernilai investainya sekitar Rp 969 miliar. Kedua proyek infrastruktur di DOHA, Qatar senilai Rp 684 miliar. “Jadi kami perkirakan total target pendapatan kami sekitar Rp 9,4 triliun,” tukasnya. Kendati demikian, Adhi Karya menargetkan pendapatan sekitar Rp 6,7 triliun di 2009. Jumlah ini naik siginfikan bila dibandingkan dengan 2008 sekitar Rp 6 triliun. Tentu saja dengan target itu, Adhi Karya berharap bisa mendapatkan margin sekitar Rp 160 miliar di 2009. Jumlah ini tentu saja diperkirakan akan meningkat 10 % bila dibandingkan dengan 2008. “Hanya sayangnya, perhitungan margin untuk 2008 masih diaudit. Baru kami akan riulis pada Februari mendatang,” tandasnya. Tidak jauh berbeda dengan Wijaya Karya (Wika). Mereka juga akan fookus untuk menggarap proyek domestik. Beberapa proyek baru yang akan mereka garap adalah PLTGU 2x350 Tanjung Priok sebesar Rp 340 miliar, Gedung SMA Pintar Kuantan Siau sebsar Rp 65,89 miliar, Gedung Sport Center Riau Rp 118,59 miliar. “Total kontrak baru 2009 sekitar Rp 888 miliar. Ini belum termasuk proyek carry over yang akan berlanjut ddi 2009,” kata Sekertaris Perusahaan WIka, Imam Sudiono. WIka opttimis dengan raihan itu, bisa membukkukan pendapatan Rp 7,4 triliun di 2009. Ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan 2008 sekitarr Rp 6,5 triliun. Tentu saja dengan nilai segitu, Wika berharap bisa mendapatkan margin sekitar Rp 175 miliar. Nil.ai segitu jauh lebih meningkat bila dibandingkan dengan 2008 yang sekitar Rp 144 miliar. Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Soedarto bilang, untuk persaingan antar kontraktor di 2009 bakal semakin ketat. Pasalnya hampir semua kontraktor akan berebut proyek infrastruktur pemerintah sejak tender proyek swasta semakin sedikit. “Persaingan bakal kentara mulai kuartal ketiga 2009, Sedangkan pada kuartal I dan II masih banyak proses tender yang berjalan,” tukasnya. Dengan maraknya persaingan itu yang sama sama menyasar proyek pemerintah, kontraktor tidak akan bisa mendapatkan margin 15 % sampai 20 %. Paling banter rata-rata margin yang akan didapat di 2009 sekitar 10 % saja. Nilai segitu juga mmasih sama dengan margin di 2008. Walau demikian, yang menjadi market leader kontraktor masih tetap didominasi oleh BUMN karya. Dan yang menjadi market leader adalah Adhi karya dengan 7 % pasar. Sedangkan Wijaya Karya dengan market share 5 % dan Waskita Karya dengan 4 %. Lalu selanjutnya ada kontraktor swasta yyaitu Total Bangun Persada dengan 2 % pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2009, Wijaya Karya dan Adhi Karya Bersaing Ketat
JAKARTA. Buntut krisis finansial global masih akan berlanjut di 2009. Kontraktor masih tetap akan mengalami sepinya order akibat banyaknya proyek infrastruktur swasta yang tertunda bahkan hingga batal sama sekali. Akibvatnya jumlah proyek swasta paling banter sebanyak 30 % saja. Tapi tidak untuk proyek infrastruktur pemerintah. Diperkirakan proyek infrastruktur pemerintah akan tersedia hingga 70 % di tahun 2009. Padahal biasanya porsi antara proyek pemerintah dan swasta itu hampir sama yaitu 50 %- 50 %. “Di tengah situasi sulit ini, masing-masing kontraktor akan fokuss pada proyek pemerintah,” kata Corporate Secretary Adhi Karya, KUrnadi Sularso, Minggu (4/1) di Jakarta. Salah satu indikasinya adalah kenaikan angggaran infrastruktur pemerintah di tahun ini yang naik cukup signifikan sekitar Rp 100 triliun.Malah anggaran Departemen Pekerjaan Umum saja bakal mengucur Rp 36 triliun di 2009 bila dibandingkan dengan 2008 sekitar Rp 25 triliun. Makanya dengan meningkatnya proyek pemerintah itu, Adhi Karya menargetkan pertumbuhan infrastruktur sekitar 15 % di 2009. Ini berdasarkan beberapa proyek carry over alias yang masih akan berlanjut dan selesai di 2009. Misalnya saja pengerjaan seksi II jalur tol Kancid-Pejagan sepanjang 3,2 km yang menelan biaya Rp 900 miliar. “Kami optimis dari sector pemrintah, akan menyumbangkan pemasukan sekitar Rp 8 triliun,” tandasnya. Selain proyek tersebut, Adhi Karya juga akan mengerjakan proyek pengadaan Tabung Gas LPG 3 kg dengan nilai kontrak Rp1,6 triliun, pembangunan PLTU Lampung 2x100 MW dengan nilai kontrak Rp2 triliun) dan proyek Pemkab Bandung dengan nilai kontrak Rp335 miliar. Tidak hanya itu saja, Adhi Karya juga akan menyasar dua proyek pembangunan infrastruktur di Timur Tengah. Pertama adalah pembangunan apartemen dan shopping mall di Oman yang bernama Tilal Complex El Khuwair yang bernilai investainya sekitar Rp 969 miliar. Kedua proyek infrastruktur di DOHA, Qatar senilai Rp 684 miliar. “Jadi kami perkirakan total target pendapatan kami sekitar Rp 9,4 triliun,” tukasnya. Kendati demikian, Adhi Karya menargetkan pendapatan sekitar Rp 6,7 triliun di 2009. Jumlah ini naik siginfikan bila dibandingkan dengan 2008 sekitar Rp 6 triliun. Tentu saja dengan target itu, Adhi Karya berharap bisa mendapatkan margin sekitar Rp 160 miliar di 2009. Jumlah ini tentu saja diperkirakan akan meningkat 10 % bila dibandingkan dengan 2008. “Hanya sayangnya, perhitungan margin untuk 2008 masih diaudit. Baru kami akan riulis pada Februari mendatang,” tandasnya. Tidak jauh berbeda dengan Wijaya Karya (Wika). Mereka juga akan fookus untuk menggarap proyek domestik. Beberapa proyek baru yang akan mereka garap adalah PLTGU 2x350 Tanjung Priok sebesar Rp 340 miliar, Gedung SMA Pintar Kuantan Siau sebsar Rp 65,89 miliar, Gedung Sport Center Riau Rp 118,59 miliar. “Total kontrak baru 2009 sekitar Rp 888 miliar. Ini belum termasuk proyek carry over yang akan berlanjut ddi 2009,” kata Sekertaris Perusahaan WIka, Imam Sudiono. WIka opttimis dengan raihan itu, bisa membukkukan pendapatan Rp 7,4 triliun di 2009. Ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan 2008 sekitarr Rp 6,5 triliun. Tentu saja dengan nilai segitu, Wika berharap bisa mendapatkan margin sekitar Rp 175 miliar. Nil.ai segitu jauh lebih meningkat bila dibandingkan dengan 2008 yang sekitar Rp 144 miliar. Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Soedarto bilang, untuk persaingan antar kontraktor di 2009 bakal semakin ketat. Pasalnya hampir semua kontraktor akan berebut proyek infrastruktur pemerintah sejak tender proyek swasta semakin sedikit. “Persaingan bakal kentara mulai kuartal ketiga 2009, Sedangkan pada kuartal I dan II masih banyak proses tender yang berjalan,” tukasnya. Dengan maraknya persaingan itu yang sama sama menyasar proyek pemerintah, kontraktor tidak akan bisa mendapatkan margin 15 % sampai 20 %. Paling banter rata-rata margin yang akan didapat di 2009 sekitar 10 % saja. Nilai segitu juga mmasih sama dengan margin di 2008. Walau demikian, yang menjadi market leader kontraktor masih tetap didominasi oleh BUMN karya. Dan yang menjadi market leader adalah Adhi karya dengan 7 % pasar. Sedangkan Wijaya Karya dengan market share 5 % dan Waskita Karya dengan 4 %. Lalu selanjutnya ada kontraktor swasta yyaitu Total Bangun Persada dengan 2 % pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News