2010, Ephindo Bor Tujuh Sumur CBM



JAKARTA. Langkah PT Energi Pasir Hitam Indonesia (Ephindo) untuk menyedot gas metana batubara atau coal-bed methane (CBM) semakin mantap. Tahun 2010, Ephindo memasang target untuk melakukan pengeboran di tujuh sumur eksplorasi CBM.

"Lokasi ketujuh sumur itu berada di tiga blok yang kami kelola; yaitu Kutai dan Sangatta I di Kalimantan Timur dan Sekayu di Sumatera Selatan," ujar Presiden Direktur Ephindo Sammy Hamzah, Sabtu akhir pekan lalu (12/12).

Ia menghitung, pengeboran di tujuh sumur tersebut bakal menyedot dana tak kurang dari US$ 5,6 juta. Nah, untuk memulainya, awal tahun depan, Ephindo akan mulai mengebor tiga sumur di tiga blok tersebut.


Saat ini, Ephindo bersama dengan mitranya PT Medco Energi Internasional Tbk sudah merampungkan pengeboran satu sumur di blok CBM Sekayu. Tapi, Sammy memperkirakan, blok CBM Sekayu kemungkinan baru akan berproduksi pada tahun 2013.

Masih berkolaborasi dengan Medco, Ephindo juga telah mengebor satu sumur di blok CBM Sangatta I. "Pengeboran sumur di blok CBM Sangatta I sudah mencapai kedalaman 300 meter sedangkan untuk blok CBM Sekayu sudah sampai 700 meter," jelas Sammy.

Ephindo merupakan pengembang CBM di Indonesia yang pertama kali beroperasi. Ephindo merangkul Mclarren Resources Inc dan PT Medco Energi Internasional Tbk di Blok Sekayu dan Sangatta. Menurut Sammy, CBM merupakan salah satu alternatif gas yang bisa menopang kebutuhan dalam negeri.

Asal tahu saja, potensi CBM di Indonesia cukup besar dibandingkan dengan potensi gas itu sendiri. Menurut data yang dirilis oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi gas di Indonesia mencapai 343 triliun kaki kubik (TCF), sedangkan potensi CBM mencapai 453,30 TCF. Di Indonesia, jumlah total lapangan CBM mencapai 11 wilayah.

Saat ini, sudah ada sekitar 20 Kontrak Kerja Sama (KKS) CBM yang telah diteken.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test