JAKARTA. Pasar saham bakal makin semarak tahun ini. Pasalnya, beberapa manajer investasi (MI) bertekad akan fokus menggarap reksadana berbasis saham. Salah satunya adalah PT Bahana TCW Investment Management. Perusahaan MI ini merencanakan untuk merilis beberapa produk reksadana berbasis saham di tahun 2011.Pengenaan pajak sebesar 5% untuk keuntungan investasi reksadana di instrumen obligasi mulai Januari 2011 menjadi salah satu alasan para MI memilih fokus menggarap reksadana berbasis saham. Pengenaan pajak itu membuat keuntungan reksadana berbasis obligasi, baik itu reksadana obligasi maupun reksadana terproteksi, akan terpangkas. Alhasil, reksadana yang hanya mengadalkan obligasi sebagai ladang investasi akan semakin sulit bersaing dengan bunga deposito. Belum lagi, inflasi tinggi juga mengancam pasar obligasi di tahun 2011 ini. Kondisi ini biasanya akan memicu ekspektasi kenaikan suku bunga yang kemudian diikuti dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi. Dengan kata lain, harga obligasi akan cenderung merosot. "Karena itu, Bahana lebih memilih menempatkan portofolionya di saham," ujar Rukmi Proborini, Direktur PT Bahana TCW di acara Outlook & Investment Strategy 2011: Balancing Fear & Greed. Salah satu reksadana yang akan diterbitkan Bahana TCW tahun ini adalah reksadana saham Bahana Quantitative Fund. Produk ini membidik nasabah ritel. Secara umum, menurut Budi Hikmat, Direktur Bahana TCW Investment Management, perusahaannya akan tetap mengandalkan saham infrastruktur dan komoditas sebagai pengisi portofolio investasi sahamnya. Dengan serangkaian strategi itu, Bahan TCW menargetkan, dana kelolaan pada tahun 2011 ini akan naik 20-25%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2011, Bahana TCW akan fokus garap reksadana berbasis saham
JAKARTA. Pasar saham bakal makin semarak tahun ini. Pasalnya, beberapa manajer investasi (MI) bertekad akan fokus menggarap reksadana berbasis saham. Salah satunya adalah PT Bahana TCW Investment Management. Perusahaan MI ini merencanakan untuk merilis beberapa produk reksadana berbasis saham di tahun 2011.Pengenaan pajak sebesar 5% untuk keuntungan investasi reksadana di instrumen obligasi mulai Januari 2011 menjadi salah satu alasan para MI memilih fokus menggarap reksadana berbasis saham. Pengenaan pajak itu membuat keuntungan reksadana berbasis obligasi, baik itu reksadana obligasi maupun reksadana terproteksi, akan terpangkas. Alhasil, reksadana yang hanya mengadalkan obligasi sebagai ladang investasi akan semakin sulit bersaing dengan bunga deposito. Belum lagi, inflasi tinggi juga mengancam pasar obligasi di tahun 2011 ini. Kondisi ini biasanya akan memicu ekspektasi kenaikan suku bunga yang kemudian diikuti dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi. Dengan kata lain, harga obligasi akan cenderung merosot. "Karena itu, Bahana lebih memilih menempatkan portofolionya di saham," ujar Rukmi Proborini, Direktur PT Bahana TCW di acara Outlook & Investment Strategy 2011: Balancing Fear & Greed. Salah satu reksadana yang akan diterbitkan Bahana TCW tahun ini adalah reksadana saham Bahana Quantitative Fund. Produk ini membidik nasabah ritel. Secara umum, menurut Budi Hikmat, Direktur Bahana TCW Investment Management, perusahaannya akan tetap mengandalkan saham infrastruktur dan komoditas sebagai pengisi portofolio investasi sahamnya. Dengan serangkaian strategi itu, Bahan TCW menargetkan, dana kelolaan pada tahun 2011 ini akan naik 20-25%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News