JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengalokasikan belaja modal (capex) sebesar US$ 200 juta di 2011. Dana itu akan digunakan untuk ekspansi.Direktur Keuangan BTEL Jastiro Abi mengatakan, nilai belanja modal BTEL di tahun depan akan sama dengan yang dialokasikan tahun ini. Tahun depan, perseroan berniat melakukan ekspansi, salah satunya meningkatkan jaringan di 82 kota. "Sumber pendanaan diambil dari kas dan kita masih ada fasilitas pinjaman dari ICBC senilai US$ 300 juta atau 2 miliar reiminbi," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11).BTEL memiliki fasilitas pinjaman dari bank asal negeri tirai bambu tersebut untuk tiga tahun ke depan. Nilai pinjaman yang ditarik hingga akhir tahun diperkirakan mencapai US$ 7 juta hingga US$ 8 juta. Sehingga masih ada US$ 220 juta hingga US$ 230 juta. Tahun ini, perseroan mengalokasikan capex US$ 200 juta, realisasi hingga September 2010 sudah mencapai 75% dari total yang dianggarkan atau sekitar US$ 150 juta. "Sampai akhir tahun kami perkirakan habis terpakai," imbuh Jastiro.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2011, capex yang dialokasikan BTEL capai US$ 200 juta
JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengalokasikan belaja modal (capex) sebesar US$ 200 juta di 2011. Dana itu akan digunakan untuk ekspansi.Direktur Keuangan BTEL Jastiro Abi mengatakan, nilai belanja modal BTEL di tahun depan akan sama dengan yang dialokasikan tahun ini. Tahun depan, perseroan berniat melakukan ekspansi, salah satunya meningkatkan jaringan di 82 kota. "Sumber pendanaan diambil dari kas dan kita masih ada fasilitas pinjaman dari ICBC senilai US$ 300 juta atau 2 miliar reiminbi," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11).BTEL memiliki fasilitas pinjaman dari bank asal negeri tirai bambu tersebut untuk tiga tahun ke depan. Nilai pinjaman yang ditarik hingga akhir tahun diperkirakan mencapai US$ 7 juta hingga US$ 8 juta. Sehingga masih ada US$ 220 juta hingga US$ 230 juta. Tahun ini, perseroan mengalokasikan capex US$ 200 juta, realisasi hingga September 2010 sudah mencapai 75% dari total yang dianggarkan atau sekitar US$ 150 juta. "Sampai akhir tahun kami perkirakan habis terpakai," imbuh Jastiro.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News