JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) berhasil mencetak kenaikan laba bersih sebesar 42% pada tahun lalu. Di akhir 2011, peritel alat berat ini mengantongi laba bersih konsolidasi sekitar Rp 120 miliar, dibanding tahun sebelumnya yang hanya senilai Rp 84,5 miliar.Alhasil, laba bersih per saham dasar atau earning per share (EPS) INTA juga melompat dari sebelumnya Rp 40 per saham pada 2010, menjadi Rp 62 per saham di akhir tahun lalu.Lonjakan keuntungan terutama disebabkan kenaikan pendapatan usaha yang cukup signifikan. Laporan keuangan INTA (audited) yang dirilis Jumat (30/3) menunjukkan, di sepanjang tahun lalu, perusahaan berhasil membukukan pendapatan usaha mencapai Rp 3 triliun. Jumlah tersebut melompat 63,6% dari periode sebelumnya yang hanya Rp 1,833 triliun.Kontribusi pendapatan terbesar masih dari penjualan alat berat yaitu sekitar 82%. Selanjutnya, dari bisnis jasa menyumbang 13,7%, pembiayaan 2,5%, diikuti manufaktur yang berkontribusi 1,16%, dan pendapatan lainnya menyumbang 0,5%.Namun, seiring kenaikan pendapatan, maka beban pokok pendapatan juga bertambah cukup signifikan, yaitu sekitar 63%. Meski demikian, laba kotor INTA masih terangkat sebesar 65% menjadi Rp 523,649.Sehingga, meski pengeluaran pada pos beban penjualan, beban umum dan beban keuangan meningkat, dan menderita rugi kurs, tapi Perseroan masih bisa meraih kenaikan laba bersih di tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2011, INTA cetak kenaikan laba bersih 42%
JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) berhasil mencetak kenaikan laba bersih sebesar 42% pada tahun lalu. Di akhir 2011, peritel alat berat ini mengantongi laba bersih konsolidasi sekitar Rp 120 miliar, dibanding tahun sebelumnya yang hanya senilai Rp 84,5 miliar.Alhasil, laba bersih per saham dasar atau earning per share (EPS) INTA juga melompat dari sebelumnya Rp 40 per saham pada 2010, menjadi Rp 62 per saham di akhir tahun lalu.Lonjakan keuntungan terutama disebabkan kenaikan pendapatan usaha yang cukup signifikan. Laporan keuangan INTA (audited) yang dirilis Jumat (30/3) menunjukkan, di sepanjang tahun lalu, perusahaan berhasil membukukan pendapatan usaha mencapai Rp 3 triliun. Jumlah tersebut melompat 63,6% dari periode sebelumnya yang hanya Rp 1,833 triliun.Kontribusi pendapatan terbesar masih dari penjualan alat berat yaitu sekitar 82%. Selanjutnya, dari bisnis jasa menyumbang 13,7%, pembiayaan 2,5%, diikuti manufaktur yang berkontribusi 1,16%, dan pendapatan lainnya menyumbang 0,5%.Namun, seiring kenaikan pendapatan, maka beban pokok pendapatan juga bertambah cukup signifikan, yaitu sekitar 63%. Meski demikian, laba kotor INTA masih terangkat sebesar 65% menjadi Rp 523,649.Sehingga, meski pengeluaran pada pos beban penjualan, beban umum dan beban keuangan meningkat, dan menderita rugi kurs, tapi Perseroan masih bisa meraih kenaikan laba bersih di tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News