JAKARTA. Tahun depan Pemerintah berencana melakukan pinjaman sebesar Rp 127,04 triliun guna membiayai anggaran pendapatan dan belanja negara tahun depan. Olly Dondukambe, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR mengatakan, dalam rapat asumsi dasar RAPBN 2011, pemerintah dan Dewan sepakat kalau pembiayaan tahun depan sebesar Rp 127,04 triliun. "Pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri, penerbitan surat berharga negara, dan pinjaman dalam negeri," ucap Olly dalam rapat Badan Anggaran DPR dengan pemerintah dan Bank Indonesia, Senin (25/10). Sumber pembiayaan yang dimaksud antara lain berasal dari penerbitan surat berharga negara Rp 126,65 triliun dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1 triliun. Pinjaman yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri (neto) Rp 609,5 miliar. Sementara itu rencana penarikan pinjaman luar negeri bruto sebesar Rp 58,93 triliun. Angka itu berasal dari pinjaman program Rp 19,81 triliun, pinjaman proyek Rp 39,12 triliun. Penerusan pinjaman sendiri direncanakan ada Rp 11,72 triliun dan pembayaran cicilan bunga utang luar negeri Rp 47,81 triliun. Menurut Olly Dondukambe, untuk penerusan pinjaman atau subsidiary loan agreement (SLA) tahun 2011 yang disepakati Rp 11,72 triliun itu masih akan dibahas lagi setelah UU APBN 2011 disepakati. "Untuk proyek lanjutan yang dibiayai oleh SLA dalam tahun 2011, akan dibahas lebih lanjut oleh Badan Anggaran. Sedangkan untuk proyek baru akan dibahas terlebih dahulu oleh Komisi terkait," ucap Olly.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2011, pemerintah perlu ngutang Rp 127,04 T
JAKARTA. Tahun depan Pemerintah berencana melakukan pinjaman sebesar Rp 127,04 triliun guna membiayai anggaran pendapatan dan belanja negara tahun depan. Olly Dondukambe, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR mengatakan, dalam rapat asumsi dasar RAPBN 2011, pemerintah dan Dewan sepakat kalau pembiayaan tahun depan sebesar Rp 127,04 triliun. "Pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri, penerbitan surat berharga negara, dan pinjaman dalam negeri," ucap Olly dalam rapat Badan Anggaran DPR dengan pemerintah dan Bank Indonesia, Senin (25/10). Sumber pembiayaan yang dimaksud antara lain berasal dari penerbitan surat berharga negara Rp 126,65 triliun dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1 triliun. Pinjaman yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri (neto) Rp 609,5 miliar. Sementara itu rencana penarikan pinjaman luar negeri bruto sebesar Rp 58,93 triliun. Angka itu berasal dari pinjaman program Rp 19,81 triliun, pinjaman proyek Rp 39,12 triliun. Penerusan pinjaman sendiri direncanakan ada Rp 11,72 triliun dan pembayaran cicilan bunga utang luar negeri Rp 47,81 triliun. Menurut Olly Dondukambe, untuk penerusan pinjaman atau subsidiary loan agreement (SLA) tahun 2011 yang disepakati Rp 11,72 triliun itu masih akan dibahas lagi setelah UU APBN 2011 disepakati. "Untuk proyek lanjutan yang dibiayai oleh SLA dalam tahun 2011, akan dibahas lebih lanjut oleh Badan Anggaran. Sedangkan untuk proyek baru akan dibahas terlebih dahulu oleh Komisi terkait," ucap Olly.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News