2013, ATPK Resources Kejar Produksi 1,5 Juta Ton



JAKARTA. JAKARTA. Produsen batubara, PT ATPK Resources Tbk menargetkan produksi batubara 1,5 juta ton atau 125.000 ton per bulan. Tahun ini, emiten saham pertambangan ini hanya menargetkan 710.000 ton batubara dengan pendapatan Rp 154 miliar.Sekretaris Perusahaan ATPK Resources, Andreas Andy S, mengatakan, rendahnya produksi batubara tahun ini terkait erat dengan permintaan pasar yang sedang melemah. "Tahun depan mudah-mudahan permintaan semakin membaik," kata dia kepada KONTAN, pekan lalu.Menurutnya, sejak memproduksi batubara pada tahun 2010, seluruh produksi batubara perusahaan ini diekspor ke India. "Batubara kami berkalori rendah yakni 5.000 kilo kalori per kilogram, ke depan kami berpikir untuk meningkatkan kalori batubara dari produksi kami itu," kata dia. Sebelum berganti nama menjadi ATPK Resources pada tahun 2006, perusahaan ini bernama PT Anugrah Tambak Perkasindo. Perusahaan ini berdiri tahun 1988 di Medan, Sumatera Utara, dan bergerak di bisnis tambak udang. Karena ingin lebih serius berbisnis batubara, ATPK kemudian mengakuisisi PT Modal Investasi Mineral yang memiliki enam anak perusahaan. Yakni PT Saptajaya Menjak Sengewari, PT Mega Alam Sejahtera, PT Sarana Mandiri Utama, PT Damanka Prima (Damanka), PT Tuhup Coal Mining dan PT MIM Geoservices Technology. Saat ini ATPK masih mengandalkan produksi dari Mega Alam serta Sarana Mandiri di Kalimantan Timur.Andreas mengungkapkan,  tahun depan, perusahaan ini akan menggenjot produksi. Untuk itu, ATPK Resources akan mengantisipasi aturan baru soal pelarangan ekspor batubara berkalori rendah. "Rencananya kami ingin membeli mesin upgrading batubara, supaya batubara kami kalorinya bisa ditingkatkan menjadi kalori tinggi, mesinnya adanya dari Amerika Serikat," imbuh dia.Sayang Andreas belum bersedia mengungkapkan kebutuhan nilai investasi yang disiapkan perusahaan ini pada tahun depan. Dia hanya mengatakan, perusahaan batubara ini perlu mengantisipasi sejak dini terhadap kehadiran larangan ekspor batubara berkalori rendah seperti itu.Antisipasi tersebut penting supaya kelangsungan bisnis batubara yang sedang ditekuni perusahaan ini akan terus terjaga. Toh begitu, Andreas tetap optimistis bisnis batubara masih bagus. "Lagi pula, sebenarnya perusahaan ini bukan mengembangkan bisnis batubara saja, melainkan akan masuk ke geotermal dan minyak," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini