2013, BWPT bangun pabrik CPO senilai Rp 120 miliar



JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) berniat membangun pabrik minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) senilai Rp 120 miliar.Pabrik CPO yang dirancang berkapasitas 60 ton per jam itu, berlokasi di Kalimantan Tengah (Kalteng). Proyek ini dimulai pada 2013 dan diharapkan rampung 2014.

BWPT perlu menambah pabrik karena luas area menghasilkan perkebunan sawitnya bertambah. Area tanaman menghasilkan BWPT di tahun lalu 27.000 hektare (ha).

Pada tahun ini, luas area tersebut akan bertambah 3,7% menjadi 28.000 ha. "Tahun depan, jumlahnya akan naik signifikan menjadi 41.000 ha sehingga kami butuh pabrik baru demi menyerap produksi tandan buah segar (TBS) yang semakin banyak," kata Kelik Irwantono, Sekretaris Perusahaan BWPT, kepada KONTAN, pekan lalu.


Pabrik teranyar ini merupakan ekspansi ketiga BWPT. Agenda ekspansi pertama BWPT adalah membangun satu pabrik di Kalteng pada 2011 dengan kapasitas 30 ton CPO per jam. Pabrik ini bakal beroperasi mulai April atau Mei 2012. Kehadiran pabrik tersebut akan mengerek kapasitas produksi CPO BWPT dari 105 ton per jam menjadi 135 ton per jam.

Ekspansi kedua, pada Maret atau April 2012 BWPT akan membangun lagi pabrik CPO, juga berlokasi di Kalteng, yang berkapasitas 60 ton per jam. "Kami menargetkan pabrik ini mulai beroperasi pada 2013," jelas Kelik.

Aksi menambah pabrik jelas memudahkan BWPT menambah produksi CPO. Tahun lalu, BWPT baru bisa memproduksi 110.000 ton CPO. Di tahun ini, BWPT optimistis memproduksi 130.000 ton CPO per tahun. Jumlah itu akan naik lagi di 2013 menjadi 170.000 ton per tahun seiring mulai beroperasinya pabrik yang dibangun tahun ini.

Kontribusi pabrik yang dibangun pada 2013 mulai dirasakan pada 2014. Hal ini tecermin dari target produksi CPO BWPT sepanjang 2014 yang mencapai 200.000 ton.

Produk BWPT tetap dilempar ke pasar domestik, yaitu industri pengolahan (refinary) CPO. Maklumlah, permintaan CPO dari dalam negeri terus meningkat seiring ekspansi beberapa industri seperti produsen barang konsumsi.

BWPT tidak menutup kemungkinan mengekspor CPO. Soalnya, mekanisme penjualan CPO BWPT dilakukan melalui tender. "Kalau ada pembeli luar negeri yang menawar harga lebih tinggi, kami tentu akan jual," tegas Kelik.

Meski produksi CPO terus bertambah, Kelik enggan memberikan proyeksi pendapatan dan laba bersih BWPT. Manajemen berkilah pendapatan dan laba perusahaan sangat bergantung pada pergerakan harga CPO dunia.

BWPT memperkirakan harga CPO tahun ini berkisar US$ 1.000 per ton. Harga saham BWPT, penutupan Selasa (14/4), tidak berubah dari Rp 1.390 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini