2014, ADHI kantongi kontrak baru Rp 9,2 triliun



JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berhasil mengumpulkan kontrak baru sebesar Rp 9,2 triliun di tahun 2014. Realisasi kontrak baru ADHI tahun lalu lebih rendah dari perkiraan awal sebesar Rp 10,5 triliun. 

Kontrak baru ADHI antara lain berasal dari proyek engineering, procurement, and construction (EPC) pembangunan pabrik Ammonia-Urea II di Gresik, Jawa Timur sebesar Rp 1,1 triliun, proyek Construction Services – Work Unit Rate (CS-WUR) Next G Pack A sebesar Rp 855,6 miliar. Ada juga proyek pembangunan gedung New Spare Part Centre Astra di Karawang, Jawa Barat sebesar Rp 237,3 miliar, serta proyek pengembangan gedung Universitas Negeri Semarang senilai Rp 228,7 miliar.

Kontrak baru ADHI didominasi oleh pihak swasta sebesar 52%, disusul kontrak dari Badan Usaha Milik Negara/Daerah 24%, serta proyek pemerintah yang dibiayai Anggan Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) 24%. 


Dari segi pekerjaan, kontrak baru ADHI berasal dari proyek gedung 43%, jalan dan jembatan 19%, dan sisanya proyek infrastruktur lain. Sementara dari sisi lini bisnisnya, bisnis jasa konstruksi dan EPC menyumbang perolehan kontrak Rp 8,2 triliun, bisnis properti - realti Rp 913,2 miliar, dan bisnis precast concrete Rp 74,3 miliar. 

Ki Syahgolang Permata,Sekretaris Perusahaan ADHI mengatakan, ada faktor eksternal yang turut mempengaruhi rencana perolehan kontrak perseroan. Hal ini tercermin dalam realisasi kontrak baru yang lebih banyak dari pihak swasta. "Pemotongan anggaran belanja negara khususnya pada bidang infrastruktur di tahun 2014 turut mempengaruhi rencana perolehan kontrak ADHI," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/8).

Tahun ini ADHI menargetkan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun atau tumbuh 60% dari realisasi tahun lalu. ADHI berharap peningkatan anggaran negara untuk sektor infrastruktur tahun ini dapat mendorong kontribusi perseroan dalam memajukan pembangunan infrastruktur dalam negeri. 

ADHI berharap dapat mengantongi laba bersih Rp 440,1 miliar tahun ini. Hal ini didorong oleh pendapatan usaha yang ditargetkan mencapai Rp 13,2 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia