JAKARTA. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan amunisi pencetakan utang untuk pembiayaan tahun depan. Kementerian Keuangan (Kemkeu) akan mengeluarkan instrumen utang baru bernama saving bond yang ditujukan kepada individu masyarakat.Saving bond ini merupakan pembiayaan surat utang ritel seperti layaknya ritel konvensional ORI. Hanya saja, saving bond ini tidak dapat diperdagangkan dan bentuknya seperti tabungan karena tujuannya adalah penyimpanan.Pejabat Sementara Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Robert Pakpahan mengatakan, pihaknya sedang mengatur tenornya. Tenornya tidak akan dibuat terlau panjang karena tidak ditujukan untuk perdagangan "Kami sedang mengkaji apakah akan dilakukan redemption pada periode tertentu di tahun terakhir," ujar Robert, Rabu (27/11).Target perhimpunan dana saving bond ini adalah sekitar Rp 2,5 triliun. Menurut Robert, karena ini adalah instrumen baru maka tidak dipasang target yang tinggi. Rencananya, instrumen ini akan dikeluarkan pada semester satu 2014.Selain mencetak surat utang dalam bentuk saving bond, Kemkeu pun akan mencetak utang dalam surat berharga negara (SBN) valuta asing (valas) dalam nominasi euro dan yen alias samurai bond. Pemerintah menjanjikan penerbitan dua instrumen ini terjadi di paruh pertama 2014, berbarengan dengan saving bond.Alasan pemerintah menerbitkan surat utang valas dalam berbagai bentuk mata uang, menurut Robert, karena pemerintah perlu melakukan perluasan. Sayangnya, untuk euro bond dan samurai bond ini, Robert masih menutup rapat berapa nominal yang akan diterbitkan. "Nanti pas sudah terjadi akan dikasih tahu," tandasnya.Sekadar catatan, dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, total pembiayaan dari penerbitan SBN mencapai Rp 205,068 triliun. Kemudian ada utang jatuh tempo tahun depan sebesar rp 140 triliun. Sehingga pemerintah membutuhkan utang paling sedikit Rp 345 triliun.Kepala Ekonom BII Juniman mengatakan saving bond merupakan alternatif yang cukup baik untuk memperkaya surat utang ritel. Instrumen ini biasa digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Bahkan di sana saving bond dapat dijumpai di toko ritel modern seperti 7eleven.Instrumen ini positif untuk semakin mendekatkan investor ritel terhadap instrumen obligasi. "Ini pendalaman dari pasar obligasi kita," jelas Juniman.Menurut Juniman, tenor saving bond untuk tahap awal ini lebih baik tenor antara satu hingga lima tahun saja. Kalau sudah lebih dikenal pasar maka bisa dibuat tenor yang lebih panjang lagi.Juniman menjelaskan, ke depannya seharusnya DJPU lebih banyak mengeluarkan instrumen-instrumen yang bisa diakses ritel domestik. Ini akan memperkuat daya tahan obligasi kita sehingga tidak terombang-ambing oleh investor asing.Dia menyontohkan Filipina. Di negara ini, investor asingnya kurang dari 20% sehingga daya tahan domestiknya lebih kuat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
2014, pemerintah keluarkan SUN saving bond
JAKARTA. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan amunisi pencetakan utang untuk pembiayaan tahun depan. Kementerian Keuangan (Kemkeu) akan mengeluarkan instrumen utang baru bernama saving bond yang ditujukan kepada individu masyarakat.Saving bond ini merupakan pembiayaan surat utang ritel seperti layaknya ritel konvensional ORI. Hanya saja, saving bond ini tidak dapat diperdagangkan dan bentuknya seperti tabungan karena tujuannya adalah penyimpanan.Pejabat Sementara Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Robert Pakpahan mengatakan, pihaknya sedang mengatur tenornya. Tenornya tidak akan dibuat terlau panjang karena tidak ditujukan untuk perdagangan "Kami sedang mengkaji apakah akan dilakukan redemption pada periode tertentu di tahun terakhir," ujar Robert, Rabu (27/11).Target perhimpunan dana saving bond ini adalah sekitar Rp 2,5 triliun. Menurut Robert, karena ini adalah instrumen baru maka tidak dipasang target yang tinggi. Rencananya, instrumen ini akan dikeluarkan pada semester satu 2014.Selain mencetak surat utang dalam bentuk saving bond, Kemkeu pun akan mencetak utang dalam surat berharga negara (SBN) valuta asing (valas) dalam nominasi euro dan yen alias samurai bond. Pemerintah menjanjikan penerbitan dua instrumen ini terjadi di paruh pertama 2014, berbarengan dengan saving bond.Alasan pemerintah menerbitkan surat utang valas dalam berbagai bentuk mata uang, menurut Robert, karena pemerintah perlu melakukan perluasan. Sayangnya, untuk euro bond dan samurai bond ini, Robert masih menutup rapat berapa nominal yang akan diterbitkan. "Nanti pas sudah terjadi akan dikasih tahu," tandasnya.Sekadar catatan, dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, total pembiayaan dari penerbitan SBN mencapai Rp 205,068 triliun. Kemudian ada utang jatuh tempo tahun depan sebesar rp 140 triliun. Sehingga pemerintah membutuhkan utang paling sedikit Rp 345 triliun.Kepala Ekonom BII Juniman mengatakan saving bond merupakan alternatif yang cukup baik untuk memperkaya surat utang ritel. Instrumen ini biasa digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Bahkan di sana saving bond dapat dijumpai di toko ritel modern seperti 7eleven.Instrumen ini positif untuk semakin mendekatkan investor ritel terhadap instrumen obligasi. "Ini pendalaman dari pasar obligasi kita," jelas Juniman.Menurut Juniman, tenor saving bond untuk tahap awal ini lebih baik tenor antara satu hingga lima tahun saja. Kalau sudah lebih dikenal pasar maka bisa dibuat tenor yang lebih panjang lagi.Juniman menjelaskan, ke depannya seharusnya DJPU lebih banyak mengeluarkan instrumen-instrumen yang bisa diakses ritel domestik. Ini akan memperkuat daya tahan obligasi kita sehingga tidak terombang-ambing oleh investor asing.Dia menyontohkan Filipina. Di negara ini, investor asingnya kurang dari 20% sehingga daya tahan domestiknya lebih kuat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News